Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indahnya Berbagi

8 Desember 2019   09:09 Diperbarui: 8 Desember 2019   09:19 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad.

Rumah kami terletak di pinggir kompleks perumahan terkenal di Palembang. Halamannya lumayan luas. Karena itu banyak tanaman yang bisa ditanam mulai dari kembang, hingga tanaman buah. Sepanjang tahun selalu berbuah, terutama pisang, jambu nangka dan pokad. Salah satu sebabnya adalah karena selalu disiram air. 

Air di halaman kami tak pernah kering. Ada kolam air hujan yang dirancang untuk menampung air hujan kapanpun hujan jatuh dari langit. Karena banyak air maka tanaman disiram dengan pompanisasi dan pipanisasi. Jadilah tanaman bergembira. Karena gembira mereka kirim buah sepnjang tahun. Alhamdulillah.

Hampir setiap Minggu tukang taman panen pisang dan nangka atau buah lain. Dia menumpuk hasil di depan rumah. Lalu bagian saya dan istri membagi buah itu kepada mereka dan tetangga.

Dok.pri
Dok.pri
Buah ini sesungguhnya buah yang murah harganya. Tetapi di mata saya tetap mahal. Mengapa? Karena dengan kepakaran yang saya miliki saya tak mampu membuat satu buah saja. Sebut saja pisang, jambu, pokad, nangka dan sebagainya. Ketika panen tiba saya hanya mengucap "subhanallah - maha suci Engkau". Alhamdulillah - segala puji bagi Engkau ya Allah. 

Bagi tukang taman, pembantu RT kami dan tetangga, mereka bergembira memperoleh kiriman jambu, pokad, pisang atau nangka. Kadang-kadang juga ada kiriman ikan dari kolam.

Ketika bisa berbagi walau sedikit, ketika bisa berbagi walau tak seberapa nilainya, saya teringat kepada semua yang berjasa dalam hidup saya. Saya teringat kepada Allah SWT yang sangat baik dengan saya dan keluarga. Walau kurang ibadah dan kurang sedekah tetap saja dikirim makanan, buah, ikan dan lain sebagainya.

Saya juga teringat kepada nabi Muhammad saw. Dia mengajarkan Wahyu kepada para sahabat. Sahabat mengajarkannya kepada tabiin. Kemudian tabiit tabiin. Lalu kepada para ulama. Kemudian kepada para guru.

Saya teringat dengan kakek, nenek, ayah ibu, mertua, saudara, teman, tetangga. Mereka banyak jasa dalam mengajarkan banyak hal dalam kehidupan ini. Memberi kepada orang lain apa yang kita punya walau sedikit pasti membuat kita bahagia walau ada penyesalan. Mengapa menyesal ? Karena memberi sedikit menyesal karena tidak banyak. Memberi yang buruk menyesal karena tidak yang baru. 

Indahnya berbagi terasa betul ketika kita bisa memberi yang meminta maupun tidak meminta. Indahnya berbagi terasa betul ketika kita bisa secara berkala mengirim panti asuhan anak yatim piatu. Indahnya berbagi jika kita bisa secara Istiqomah bisa membantu Palestina yang kekurangan air bersih dan pangan. Indahnya berbagi terasa betul jika kita bisa mengirim uang kepada kaum terusir di Miyanmar yakni kaum Rohingnya yang dizalimi oleh Junta Miyanmar.

Kepada teman-teman pembaca Kompasiana teruslah berbuat baik kepada siapapun di manapun. Karena keridhaan Allah SWT hanya bisa kita jemput dan peroleh dengan memberikan sesuatu yang kita sayangi bukan yang kita sendiri tidak suka. Semoga selamatlah kita semua di dunia dan di akhirat nanti.

Palembang, 8.12.2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun