Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salah Satu Faktor Risiko Itu adalah "Sampah"

29 September 2021   04:34 Diperbarui: 29 September 2021   06:22 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah di sekitar kita

Pergilah kita ke halaman kita, ke pasar, ke sungai, ke jalan sepi, di selokan dan di banyak tempat ada banyak sampah. Sampah ini akan menjadi tempat bersarangnya binatang yang akan menjadi sumber penyakit dalam kehidupan kita mulai dari tikus, lalat, nyamuk anopeles, bakteri, jamur, virus dsb. Ketika sampah di mana-mana maka kita akan berada dalam risiko tinggi untuk terserang penyakit mulai dari penyakit DBD, panu, kurap, kudis, diare, ISPA, dsb. Ini semua pe hakit jasmani yang bisa diobati.

Sampah dalam diri kita

Dalam diri kita akan ada dua macam sampah yakni sampah yang menumpuk dalam darah atau  dalam organ tubuh kita. Dari sampah itu? Dari makanan yang kita makan. Karena itu Allah sudah memerintahkan agar kita memakan makanan yang halal dan thoyib. Halal cara memperolehnya yakni bukan dari riba, bukan dari mencuri atau korupsi. Atau bukan dari jenis makanan yang memang diharamkan oleh Allah seperti babi, bangkai, darah dan binatang yang tidak disembelih dengan nama Allah.

Thoyib di sini bermakna bahwa makanan itu harus sehat - tidak busuk atau basi. Makanan itu tidak memgandung barang yang berbahaya dan beracun.

Sampah lain yang masuk ke dalam hati kita adalah dosa-dosa. Melakukan ghibah orang lain atau memfitnah orang lain itu adalah amalan sampah yang akan menyebabkan hati kita hitam. Jika kita membakar sampah di depan atau di   belakang rumah kita, perhatikanlah adayang terbakar ada yang tidak. Maka demikian juga banyak dosa kita yang tidak bisa diampuni Allah. Dosa apa itu? Itu adalah dosa memfitnah orang lain ayau doaa melakukan ghibah tentang orang lain. Kenapa tidak bisa diampuni?  Karema kita mesti minta maaf terlebih dahulu kepada mereka yang kita ghibah atau fitnah. Sulit kan? Nastaghdirullah al azim. 

Kebersihan bagian dari iman

Tunduk dan berserah diri kepada apa maunya Allah itulah muslim. Sifat muslim ini adalah sifat para malaikat dan para nabi dan rasul Allah. Mengelakkan amalan "sampah" dan mengelakkan terjadinya penimbunan sampah di sekitar kita merupakan suatu keharusan jika tidak ingin meningkatnya faktor risiko yang akan mengancam hidup kita. Amalan sampah akan menjadikan hati kita hitam. Menumpuknya sampah akan menyebabkan terjadinya bencana banjir dan merebaknya penyakit "water born" dan atau penyakit "waste born".

Risiko yang akan terjadi jika kita tidak mengendalikan pembentukan sampah di lingkungan kita adalah banjir dan berjangkitnya berbagai macam penyakit. Maka kita mesti menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). 

Memulai prilaku hidup bersih dan sehat itu dalam islam adalah dengan selalu membaca syahadat yakni Asyhaduanlaila haillallah waasyhaduanna mjhammadarasulullah setiap solat. Kemudian melakukan wudhuk sebelum solat. Jika dilakukan dengan baik dan benar maka pelakunya akan punya prilaku hidup bersih dan sehat.

Pelaku solat 5 waktu yang benar insyaa allah akan punya hati yang bersih, punya badan yang beraih, punya lingkungan yang bersih dari semua sampah dan amalan sampah. Jika belum punya hati yang bersih, amalan yang bersih, lingkungan yang bersih, maka kita mesti periksa lagi kualitas solat kita. Perbaiki. Sempurnakan. Sebab Allah berfirman bahwa sesungguhnya solat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun