Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Memasak Pempek untuk Keluarga

17 Agustus 2021   17:10 Diperbarui: 17 Agustus 2021   17:22 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Saya dan istri berjuang untuk hidup denga  bersepakat untuk sekolah lagi. Saya pilih Inggeris. Beda dengan kebanyakan teman saya yang studi di Kentucky USA. Saya pilih Inggeris karena sejak kecil mind set saya sudah terbentuk. Kampung kami jajahan Inggeris.. yakni Bengkulu. Karena itu kakek saya selalu  cerita tentang Inggeris.

Kursus dan menikah

Saya sejak tamat S1 jadi dosen di Fakultas Pertanian Unsri jususan Soil Science. Jurusan ini tidak banyak menekuni soal tanam menenam tetapi lebih kepada soal prngelolaan lingkungan karrna kami diajari soal pencrmaran air, pencemaran tanah, prncemaran udara serta hal-hal  seperti kerusakan tanah.

Setelah kursus beberapa lama saya mempunyai program untuk mengajak keluarga ayah pinfah ke kota. Saya didukung oleh kakek dan adik-adik. Sehingga ayah dan ibu saya ikut saja. Pada awalnya tidak mudah bagi mereka karena budaya kampung itu beda dengan budaya hidup di kota. 

Setelah itu ada adik saya yang menikah. Sayapun menikah. Dalam perencanaan saya dan istri adalah kami ingin  sekolah ke Inggris. Saya berangkat lebih awal yakni Agustus 1986 sementra istri dan anak tertua saya menyusul ke Inggris pada Maret 1987.

Rindu dengan pempek

Kedatangan anak dan istri ke kota tempat saya belajar yakni Bedford South East England menjadikan saya senang tetapi ada rindu dengan tanah air. Untuk urusan rindu tanah air ini tak mungkin bagi kami pulang ke tanah air karena biayanya mahal sekali untuk ukuran kantong kami.  Terfikirlah oleh kami untuk umroh pada tahun ketiga saya dan istri di sana. Anak kami juga sudah bertambah satu. Dari tanah air ada cewek kini dokter gigir.  Lahir anak kedua cowok, kini pensyarah di Malaysia.

Semasa di Bedford saya mengajak istri dan anak-anak untuk pergi ke London via bis atau kereta api. Di London kami cari pempek alias fishcake. Itu kami trmukan di china town London. Tetapi setelah kami tahu ada harm dalam inggridiennya maka kami stop beli fish cake.

Buat pempek sendiri

Saya mencoba keras untuk membuat pemprk sendiri dengan resep sederhana berikut.

  • 1 kg daging ikan gabus atau trnggiri yang telah digiling halus
  • 1 kg tepung sagu
  • 250 ml air es
  • penyedap rasa secukupnya
  • garam secukupnya


Cara membuatnya adalah sbb:

1.Masukkan ikan, garam, penyedap rasa dan air es, lalu campurkan hingga merata.
2. Tambahkan tepung sedikit demi sedikit, aduk hingga adonan menjadi kalis.
3. Bentuk adonan sesuai seleramu.Rebus adonan pempek yang telah dibentuk ke air mendidih.
4. Jika adonan telah mengapung, itu artinya pempek sudah matang. Tiriskan.
5. Kamu bisa langsung menyajikannya atau bisa digoreng dulu.
6. Jangan lupa gunakan cuko biar lebih mantap.

Selalu masak jika ada kesempatan

Memasak sarapan bagi saya hal yang biasa karena istri saya sibuk mengurus anak-anak. Sepulang dari Inggeris anak kami jadi tiga orang. Sepuluh tahun kemudian anak kami bertambah lagi jadi lima orang. Jika ditanya teman jumlah anakpasti mereka nyebut waw.

Alhamdulillah anak-anakkini sudah dewasa. Yang nomor 3 sudah jadi dosen di Unsri. Yang nomor 4 baru tamat dokter umum dan terakhir baru selesai KKN di FK gigi. Kini cucu atuk dan genma sudah banyak. Alhamdulillah.

Demikianlah hobi saya memasak pempek sudah selalu ditanya anak-anak jika mereka sudah rindu dengan masakan ayah mereka.

Jayalah kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun