Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berpikirlah seperti Orang Minang, Bekerjalah seperti Orang Jawa

2 Agustus 2021   06:04 Diperbarui: 2 Agustus 2021   06:37 8231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Kesuksesan orang Minang di ranah rantau ternyata tak begitu saja datang dari langit. Kegigihan dan prinsip hidup yang mereka pegang teguh, menjadi bekal bagi mereka untuk memulai langkah mencapai puncak sukses. Karenanya, kali ini penulis (hipwee) mencoba merangkumkan prinsip hidup orang Minang yang membuat mereka sukses di perantauan. Setelah itu bekerjalah seperti orang Jawa - tekun dan telaten.

Pertama, alam terkembang jadi guru.

Pepatah ini mengajarkan pada kita bahwa ilmu tak melulu didapatkan dari bangku kuliah. Bahwa pelajaran tentang kehidupan bisa diperoleh dari alam dan pengalaman. Tak ayal jika banyak pengusaha yang sukses meski tidak pernah mengecap pendidikan tinggi. Salah satu contohnya adalah Basrizal Koto, konglomerat asal Minang yang punya belasan perusahaan dari berbagai bidang, dari mulai pertambangan, media, hingga perhotelan. Mungkin Basko, panggilan akrab Basrizal, hanya mampu menuntut ilmu hingga jenjang sekolah dasar lantaran keterbatasan ekonomi, tapi itu tak lantas menghentikan langkahnya untuk terus belajar. Terbukti, dia begitu gigih memperjuangkan mimpinya untuk menjadi orang sukses seperti sekarang.

Kedua, dima bumi dipijak disanan langik dijunjung. 

Meski masih menjalin silaturahmi yang erat dengan sesamanya, orang Minang tetap menjalin persahabatan dengan kawan-kawan dari daerah lain. Kemampuan beradaptasi orang Minang memang jempolan. Kemana pun mereka merantau, mereka selalu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Menghargai dan bahkan mencoba menyelami budaya ranah rantau.

Ketiga, jadikan mereka yang sukses sebagai panutan dan memetik hikmah dari setiap kegagalan.

Sedari kecil, orang Minang sudah dididik untuk menjadi pribadi yang tangguh dan berani menghadapi tantangan. Mereka juga diajari untuk tidak ciut nyali ketika mengalami kegagalan karena selalu ada hikmah di baliknya. Maka dari itu kegagalan bukan dianggap sebagai momok, yang seringkali menghalangi orang untuk mencoba hal-hal baru. Padahal di tanah rantau, keberanian mencoba hal-hal baru adalah modal utama untuk bisa berhasil bertahan hidup. Adapun kisah sukses dari orang terdahulu, mereka jadikan panutan. Mereka nggak gengsi untuk terus belajar dan berguru dari orang sukses.

Keempat, tak ada rotan akarpun jadi.

Salah satu anak muda berdarah Minang yang sukses berkarya di perantauan adalah Tulus. Yup, penyanyi berdarah Minangkabau kelahiran Bukittinggi ini sudah mulai menyeriusi karirnya di bidang musik dari sejak menjadi mahasiswa di Bandung. Saat ini, Tulus masuk dalam daftar penyanyi muda berbakat tanah air yang karyanya selalu dinanti.

Kelima, kegagalan bisa dijadikan peluang  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun