Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Termasuk Orang Bahagiakah Kita?

10 Juni 2021   06:03 Diperbarui: 10 Juni 2021   06:29 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Setiap muslim pasti selalu berdoa "Ya tuhan kami, bahagiakan kami hidup di dunia, bahagiakan kami hidup di akhirat, serta hindarkan kami dari azab neraka". Apakah sudah terkabul? Barangkali ada yang sudah, ada yang belum. Semua orang ingin bahagia. Tetapi apa ukuran kebahagiaan itu? Tulisan ini mencoba mengupas kembali ukuran kebahagiaan yang tak pernah jemu untuk dibahas.

Apa orang kaya itu bahagia?

Orang kaya itu ada yang bahagia tetapi ada juga yang tidak. Sebagaimana  orang miskin itu pasti tidak bahagia. Belum tentu ada banyak orang miskin yang bahagia. Maka kekayaan bukan jaminan bagi seseorang jadi bahagia. Demikian juga kemiskinan bukan penghalang untuk orang jadi bahagia. Jelaslah bahwa kekayaan atau kemiskinan bukan ukuran bahagia atau tidaknya seseorang atau keluarga.

Apa orang berpangkat itu bahagia?

Orang berpangkat tidak menghalanginya untuk bahagia. Tetapi tidak berpangkat bisa bahagia. Banyak orang berpangkat jadi tidak bahagia tetapi tidak sedikit juga orang berpangkat bahagia. Maka pangkat bukan jaminan bahagia dan tidak berpangkat tidak mesti tidak bahagia. Jelaslah bahwa punya pangkat atau tidak berpangkat bukan ukuran kebahagiaan seseorang atau keluarga.

Apa orang berilmu itu bahagia?

Orang berilmu berpeluang untuk berbahagia karena syarat bahagia itu mesti punya ilmu. Tetapi orang yang tidak berilmu tidak mesti terhalang jadi bahagia. Karena berilmu saja tidak cukup. Dia mesti diamalkan dan mesti ikhlas dalam. mengamalkan agar peluang bahagia jadi terbuka. Jika demikian maka berilmu dan tidak berilmu bukan jadi jaminan bagi seseorang atau keluarga untuk berbahagia atau tidak berbahagia.

Apa orang yang luas pengaruhnya bahagia?

Keluasan pengaruh terkadang bisa dilihat sebagai indikator kebahagiaan seseorang atau keluarga. Tetapi tidak ada jaminan bagi mereka yang luas pengaruhnya untuk jadi bahagia hanya karena tidak atau luas pengaruhnya. 

Orang tak luas pengaruhnya bisa jadi bahagia atau bisa juga tidak bahagia. Jelaslah bahagia atau tidak bahagia seseorang jangan dihubungkan dengan luas atau tidak luasnya pengaruh seseorang atau keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun