Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Pengalaman Selama Hidup di Inggris

8 Juni 2021   11:37 Diperbarui: 8 Juni 2021   11:59 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Penulis pernah hidup dan tinggal di kota kecil, sebelah utara London, bernama Bedford. Banyak kenangan yang tak terlupakan selama di sini. Kala itu penulis menjalani tugas negara yakni belajar. 

Kala itu juga penulis sedang menjalani hidup bersama keluarga kecilnya. Ada istri dan anak sulung yang ikut penulis menjalani tugas belajar di CIT, Cranfield Insitute of Technology, yang belakangan menjadi University of Cranfield. Tulisan ini mengungkapkan sejumlah pengalaman penulis selama hidup di Inggeris.

Pergi ke London

Awal saya berangkat dengan teman-teman dari Universitas Sriwijaya pada tahun 1986 bulan Agustus. Setelah menanda tangani kontrak dengan Rektor Unsri kala itu, Amran Halim, penulis pamit dengan istri, ayah, ibu, mertua dan saudara serta kakek. Bukan main sedihnya merantau jauh meninggalkan keluarga. Kala itu anak sulung saya masih dalam perut ibunya.

Melalui Cangi Airport setelah berangkat dari SMB II airport kala itu Talang Betutu, penulis terbang ke London dengan pesawat BA, british airways. Tiba di Heathrow airport penulis dijemput oleh petugas dari staff dari British Council, yang mengurusi kami selama sekolah.

Kami menempati hotel yang tidak terlalu mahal tetapi tidak terlalu murah untuk ukuran London. Yang teringat oleh saya bahwa kami tiba di London pada saat itu bulan Agustus akhir musim panas jelang musim gugur. Cuaca sudah mulai dingin untuk ukuran seseorang dari Asia yang panas sepanjang tahun.

40 hari menginap di rumah Orang Inggris

Penulis menjalani hidup di Inggeris dikenalkan dengan bahasa, budaya dan makanan selama 40 hari menginap di rumah Land lord, sebuah keluarga yang lumayan besar - suami, istri dan sejumlah anak. Kala itu mereka punya anak yang sudah dewasa perempuan, anak laki-laki dua atau 3. Setiap sarapan disiapkan makan bersama, demikian juga makan malam.

Siang hari kami belajar bahasa Inggeris dengan teman-teman dari berbagai negara, termasuk dari Asia, Afrika, Amerika, Eropa dsb.

Belajar siang hari, lalu mempraktikkannya merupakan hal yang menyenangkan dan indah dikenang. Setelah tinggal, bergaul dengan keluarga Inggeris dari minggu ke minggu terasa betul manfaatnya. Di samping percaya diri meningkat kita jadi mengerti banyak hal tentang adat budaya Inggeris.

Mulai belajar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun