Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita Mualaf Buatku Menangis

23 April 2021   04:09 Diperbarui: 23 April 2021   04:27 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Tanpa sengaja saya membuka youtube keluarlah ada konten youtube yang berbunyi "Kisah seorang muallaf dapat hidayah karena sakit gigi". Saya tonton dan dengarkan video itu. Seorang bernama Rini asal Semarang bercerita panjang lebar tentang bagaimana dia dapat hidayah sehingga jadi muallaf. Saya menangis sejadi-jadinya.

Astaghfirullah

Dalam kondisi sakit gigi yang tak terperi Rini yang single "parent" dengan tiga anak yang sudah dewasa itu bergumam " astaghfirullah" banyak kali sampai dia tertidur. Dia tidak tahu apa yang diucapkannya. Besoknya dia mandi dan mencoba hati-hati menggosok gigi tapi dia tidak lagi merasakan sakit giginya.

Sewaktu mandi dia bergumam "subhanallah" tanpa tahu apa artinya. Selama mandi dia bergumam subhanallah dalam hati. Tapi lagi-lagi tidak tahu artinya.

Sejak itu dia terasa damai dan tenang. Hari-hari dia selalu bergumam astaghfirullah dan subhanallah. Sampai dia bertanya kepada teman dekatnya tentang apa kata-kata yang selalu jadi buah bibirnya itu. Kawannya mengatakan bahwa itu adalah kalimat yang ringan diucapkan tetapi mampu mengubah hidup kamu. Mengapa begitu? Rini penasaran. Kalimat itu mampu menyebabkan Allah mengampuni dosa-dosa kamu, diampuni walau sebanyak buih di lautan. Sementara itu kamu cari saja artinya di google.

Setelah dicari oleh Rini jelas sekali bahwa kata itu adalah permohonan ampun kepada Allah. Apa yang dimohonan ampunan pada kita? Google menjelaskan bahwa manusia itu banyak dosa. Dosa mata, dosa lisan, dosa fikir, dosa semua anggota tubuh kita.

Saya menangis tersedu-sedu

Mendengar cerita seorang muallaf dari semarang itu saya menangis tersedu-sedu. Keluar ingus sana sini. Ceritanya menggamit memori saya. Saya tersadar bahwa muallaf ini ditaqdirkan Allah ada dan terpublikasi di internet (youtube) untuk mengingatkan daftar dosa-dosa.

Saya adalah seorang PNS yang saya tahu banyak dosa karena tangan, fikir, kaki, mulut dan semua anggota badan saya. Seorang PNS berdosa karena pernah memark up anggaran, atau diajak atasan atau bawahan untuk me-"mark up" anggaran.  Saya juga seorang peneliti yang juga sering menyulap data. Data yang ekstrim dibuang, yang ekstrim bawah atau ekstrim atas.

Saya juga banyak dosa karena pinjam uang di bank dan atau di koperasi. Saya pinjam uang lalu dicicil dengan uang pada hal itu praktek riba. Masa itu entah karena tidak tahu atau terdesak.

Saya selama menonton video tersebut terus menangis karena melihat ada ibu Rini yang mempunyai kisah mengharukan. Setelah berbulan-bulan menyaksikan tempat kosnya kosong dia search di google tentang amalan melancarkan rezeki. Dapatlah dia bacaan "ya fattah ya razzak". Setelah 3 hari Rini membaca itu pagi siang dan malam maka hari keempat tempat kosnya penuh.

Bersyahadat

Rini minta ijin kepada anak-anaknya untuk bersyahadat. Andalan Rini adalah doa. Kepada anak-anaknya dia meminta pendapat bagaimana jika dia bersyahadat. Ternyata anak-anaknya mendukungnya. Anak sulung berpesan agar jangan mempermainkan agama. Jika masuk islam jangan shalat bolong-bolong.

Pesan anak Rini juga merupakan tamparan telak kepada penulis bahwa jangan mempermaikan agama. Shalat jangan bolong.

Rini menceritakan bahwa dia sudah 2 kali umroh dan berdoa ingin pergi bersama anak-anaknya. Hidupnya kini sangat, damai dan tenang. 

Menurut Rini, islam mempunyai cara hidup yang super lengkap. Ajarannya sempurna. Dari pagi ke malam dari malam ke siang ada ajaran untuk diamalkan. Doa, shalat, bersihkan badan, bersihkan hati dan semuanya ada dalam islam.

Demikian tebar hikmah ramadhan kali ini. Sampai jumpa di lain kesempatan.

, 

Jayalah kita semua.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun