Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ketika Alam Dimusuhi, Rumahnya Diambil, Air Mengamuk di Palembang

5 Oktober 2022   04:25 Diperbarui: 5 Oktober 2022   15:00 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Sebagai makhluk tuhan, manusia memang benar dikirim ke bumi sebagai khalifah,  sebagai pengatur, sebagai penyelamat bumi. Sebagai pengatur, manusia bebas melakukan apa saya yang mereka mau. Tetapi manusia lupa bahwa yang mereka atur itu  salah satunya adalah air,  makhluk tuhan yang dikirim dari langit. Makhluk tuhan itu dikirim sebagai rahmat di muka bumi.  Tetapi sering juga sebagai laknat.

Tetapi mereka di datangkan Allah lebih awal dari manusia. Karena itu jika manusia ingin tak diganggu maka janganlah menganggu "rumah-rumah" makhluk tuhan seperti air, angin, gempa bumi, binatang liar dll.

Di mana rumah air?

Rumah-rumah air yang punya risiko tinghi jika kita ganggu adalah sungai, rawa, danau, cekungan, lembah, laut, samudera dll. Air yang berada di rumah-rumah itu terkadang pergi "merantau" jika datang musim kemarau. Terutama air pada kawasan rawa, sungai. Tetapi jangan lupa mereka akan kembali ke rumah-rumah mereka jika musim penghujan datang atau pasang laut datang.

Yang sering terjadi adalah rumah-rumah air itu di rusak oleh manusia tanpa dipindahkan kentempat lain dengan dimensi-dimensi yang 11 12. Kasus terburuk adalah di kota Palembang dan kota-kota air di seluruh Indonesia dan bahkan di seluruh dunia. 

youtube supli rahim

Di Palembang diperkirakan rumah air yang pernah ada dan ditempati manusia Palembang dan sekitarnya adalah seluas 200 ribu hektar. Sejak lama rumah mereka dengan luasan tersebut diubah manusia Palembang menjadi kawasan perumahan, kawasan perdagangan, kawasan perkantoran, pasar, sekolah, jalan, pariwisata dll. 

Bayangkan jika air yang biasa mampir di  rumah-rumah yang disebutkan di atas berjumlah milyaran meter kubik maka ketika air pasang datang, hujan lebat dari langit tumpah sedangkan manusia tidak menyediakan ruang kosong yang memadai maka jangan heran jika milyaran meter kubik datang mengamuk ke rumah-rumau manusia, kantor, pasar, sekolah, dan apa saja yang mereka temui. 

Tidak mudah diusir

Sama seperti manusia yang berdemo dalam jumlah jutaan orang maka tidak mudah untuk diusir. Demikian juga jika jumlah air masuk ke daerah bekas rumah-rumah mereka dalam hitungan jutaan atau bahkan milyaran meter kubik maka keberadaan mereka bisa dalam sehari, seminggu. 

Pada kejadian hujan lebat di sore hari tanggal 4 Oktober 2022 yang bersamaan datangnya pasang air laut dengan ketinghian 3,5 m antara pukul 17.00 dan 21.00 WIB maka ribuan hektar lahan di kota Palembang terendam.air karena ruang kosong sebagai rumah mereka tidak tersedia. 

Kolam retensi full up, selokan terlalu kecil dimensinya. Pada saat demikian air menguasai "panggung". Manusia hanya bisa gigit jari dan mesti mengakui bahwa apa yang dilakukan air itu tidak bisa dihentikan karena itu perintah tuhan mereka, yang juga tuhan manusia.

Semoga manusia jadi sadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun