Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Upahan Mendorong dan Menepikan Perahu di Pantai Pasar Bawah

17 September 2022   11:22 Diperbarui: 17 September 2022   11:25 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
google earth, dokpri

Bismillah,

Penulis melewati jalan berliku dan berombak ketika masih bersekolah di SMP hingga SMA Manna Bengkulu Selatan puluhan tahun yang lalu. Adalah Refni Rivai teman sejawat kala itu. Tak ingat bagaimana awalnya tetapi penulis dengan Refni yang selalu satu kelas sejak SMP hingga SMA upahan mendorong dan menarik perahu ikan di pantai Pasar Bawah.

Pulang Sekolah

Refni yang kini sudah jadi orang besar di jajaran Dinkes dan Rumah Sakit Swasta Bsngkulu pada masih mudanya kurus. Tapi badannya tinggi. Sementara badan penulis lebih kecil dari Refni. Refni adalah anak yatim sejak kecil, ayahnya diyakini adalah seorang nelayan di Pasar Bawah Manna Bengkulu. Ref biasa dipanggil tinggal ibunya di rumah yang sejuk dan dikelilingi pepohonan terutama kelapa. Penulis adalah anak kampung di seginim yang ayahnya seorang petani kopi dan padi. Tentu saja pada saat kopi murah harganya agak bermasalah kantongnya.

Setelah pulang sekolah kami tak ingat PR dari pak guru kami. Yang kami janjian adalah pergi ke pinggir pantai. Ref tahu jadwal kapan perahu ikN mendarat. Bukan satu bukan dua perahu tetapi jika musim mendarat banyak perahu yang datang berlabuh.

Jadilah penulis dan pak Refni ini, nanti kalau dia membaca, mudah-mudahan dia ingat bagaimana perjalanan hidup kami. Penulis dapat bocoran bahwa sejak lama beliau jadi auditor atau asesor pada akreditasi Puskesmas atau prakes lainnya di Indonesia. 

Dapat ikan

Dari mendorong perahu ikan itu penulis dan pak Refni mendapat ikan setelah mendorong atau menarik perahu yang baru mendarat dari laut. Dorong, kiri, kanan, tarik dll. Itulah jetitan komando para pendorong dan penarik perahu ik  ke tepian. Setelah satu perahu berhasil mendarat maka kami pun diberi ikan oleh pemilik perahu.  Mungkin juga pemilik perahu tak kenal penulis. Makanya biasanya Refni yang melempar ikan untuk penulis atau beliau yang mengusulkan agar penulis diberi upah  ikan juga.

Ikan yang penulis ingat sebagai upah pendorong perahu adalah ikat selengek. Banyak tulang tapi enak dimasak dengan asam dan gula merah.. Dengan bumbu lengkap terasa enak tenan.

Semoga tulisan ini dibaca oleh pak Refni Rivai, siapa tahu dia akan melempari penulis dengan ikan gebur dari pantai panjang Bengkulu. Teman yang lain tidak tahu sejarah kami ini hiks hiks.

Jayalah kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun