Mohon tunggu...
Supli rahim
Supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salah Satu Anak Suwidah Binti Tambang Lubuk Langkap Bengkulu Selatan adalah Seorang Profesor

16 November 2021   21:03 Diperbarui: 16 November 2021   21:06 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suwidah binti Tambang; dokpri

Bismillah, 

Keluarga ayah saya punya tetangga sewaktu masih berada di Lubuk Langkap Air Nipis Bengkulu Selatan namanya Suwidah binti Tambang. Umurnya lebih sedikit dari ibu saya Rahinah binti Merinsan. Suwidah ini mengikuti anaknya yang perempuan pindah ke desa Suka Maju sebelah Tenggara Lubuk Langkap.

Rumah Kami berhadapan

Rumah kami posisinya berhadapan satu sama lain. Rumah kami menghadap ke barat, semntara rumah waknda Suwidah menghadap ke timur. Rumah kami pada waktu dulu dipisahkan oleh pohon limau besar yang ditanam di tanah waknda Suwidah tersebut. Suami waknda suwidah adalah Siamit, yang meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.

Anak-anak waknda Suwidah sudah mandiri dan menetap di berbagai tempat utamanya di Bengkulu dan banyak tempat di Bengkulu Selatan. 

Keluarga kami pindah ke Palembang

Keluarga ayah dan bunda pada tahun 1984 diajak penulis pindah ke Palembang. Keluarga ayah terdiri 6 anak, ayah, bunda dan kakek. Dari 6 anak itu ayah dan bunda memperoleh 26 cucu dan lebih dari 16 cicit. Kakek dan ayah sudah meninggal puluhan tahun yang lalu.

Punya anak susuan 

Tidak disangka dan tidak diduga ternyata suatu hari penulis membuka cerita lama dengan bunda Hj Rahinah. Bunda banyak cerita bagaimana dengan penulis tentang pernikahannya dengan ayahnda H A Rahim pada akhir dasa warsa 1950an. Cerita ini juga dilengkapi bunda bahwa diri penulis adalah anak susuan bunda Suwidah yang sejak lama tak pernah lagi bertemu. Penulis menangis dan sedih karena bunda cukup lama menyimpan fakta bahwa penulis diberi air susu oleh waknda Suwidah karena bunda Rahinah belum punya ASI. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun