Mohon tunggu...
Supiyandi
Supiyandi Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @supiyandi771

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemasaran Karet Alam dan Permasalahannya di Sumatera Selatan

16 Juli 2019   06:29 Diperbarui: 16 Juli 2019   06:38 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Karet Di Desa Karta Dewa Kabupaten Pali Sumatera Selatan. Foto Oleh Supiyandi Supiyandi

Tataniaga karet alam dari petani saat ini hanya dibatasi sampai pabrik karet remah (Crumb Rubber) di Provinsi Sumatera Selatan. Pabrik crumb rubber dengan demikian dianggap sebagai konsumen terakhir dalam analisis tataniaga karet alam di Sumatera Selatan.

Saat ini terdapat banyak lembaga pemasaran dan agen komisi berdasarkan tingkat atau lokasi asal pedagang yang berperan menyalurkan karet alam yang dihasilkan petani hingga ke pabrik crumb rubber. 

Kombinasi sejumlah lembaga pemasaran tersebut membentuk saluran pemasaran yang terdiri atas satuhingga empat lembaga pemasaran seperti pedagang desa, pedagang kecamatan, pedagang kabupaten, dan pedagang besarserta pemilik gudang di kota. Panjangnya alur tataniaga adalah salah satu penyebab rendahnya harga karet alam di tingkatan petani.

Hasil survey lapangan yang diperoleh menunjukkan bahwa rasio bagian harga yang diterima petani yang terbesar diperoleh dengan memasarkan karet yang dihasilkan melalui saluran pemasaran langsung ke Crumb Rubber. 

Rasio bagian harga yang diterima petani tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pemasaran karet alam melalui saluran langsung atau melalui rantai distribusi pemasaran yang pendek mampu memberikan bagian harga yang relative wajar. 

Dengan asumsi peran produktif yang dilakukan oleh petani sebagai produsen dan pedagang adalah seimbang maka saluran pemasaran tersebut dianggap cukup efisien.

Sebaliknya, rasio bagian harga yang diterima petani melalui saluran distribusi pemasaran yang panjang adalah yang terendah. Hal ini secara implisit menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah lembaga yang menyusun suatu saluran pemasaran karet di Sumatera Selatan, maka semakin rendah rasio bagian harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada petani produsen.

Kemampuan kelompok saluran pemasaran tertentu dalam memberikan imbalan yang memadai kepada petani menjadi berbeda karena pada umumnya pedagang desa acap sekali berperan sebagai toke (land lord) kepada petani yang setiap saat bersedia memenuhi kebutuhan petani tetapi dengan imbalan kesetiaan petani untuk memasarkan karet hanya melalui mereka. 

Kesempatan tersebut tidak dimiliki oleh pedagang yang dating dari kota Palembang misalnya sehingga perilaku penentuan harga ditingkat petani menjadi berbeda.

Dalam mengatasi permasalahan tataniaga ini, harus ada peran pemerintah yang signifikan agar bias memberikan solusi. Salah satu peran pemerintah yang dapat dilakukan missalnya membentuk koperasi tataniaga karet alam. 

Pembentukan koperasi ini untuk memotong rantai tataniaga yang terlalu panjang sehingga hasil karet petani hanya melalui dua tahap penjualanya itu dari petani ke koperasi dan dari koperasi langsung ke Crumb Rubber. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun