Mohon tunggu...
Supetra Rahadiyono
Supetra Rahadiyono Mohon Tunggu... -

Supetra Rahadiyono adalah sosok yang sederhana dan rendah hati.\r\n\r\nSeorang pemerhati masalah sosial dan politik. Lulus Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Politik jurusan Komunikasi tahun 1997.\r\n\r\nMengawali karier di PT jasatama Polamedia Kompas Group dari tahun 2000 sebagai marketing support.\r\n\r\nMenekuni jurnalistik sejak menjadi aktifis kampus sampai sekarang.\r\n\r\nSaat ini sedang melakukan kajian serius tentang gaya kepemimpinan Jokowi. Email srahadiyono@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pro Kontra BBM Naik

20 November 2014   07:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:20 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suka atau tidak suka naiknya harga BBM harus diterima secara legawa. Kenaikan harga ini sepertinya masih sulit diterima oleh sebagian masyarkat karena sudah pasti akan diikuti oleh naiknya harga-harga kebutuhan pokok lainnya. Bagi mereka yang memiliki pendapatan cukup tentu tidak menjadi soal. Tetapi bagai mereka yang memiliki pendapatan kecil tentu akan membebani. Persoalan BBM dari dulu sampai sekarang memang sudah menjadi persoalan yang serius dan menakutkan. Mengapa? Karena tuntutan pekerja, rakyat dan pemerintah soal BBM selalu tidak seiring sejalan. Rakyat menghendaki harga BBM yang murah dan stabil, sementara pemerintah memiliki kepentingan yang lain.

Tidak mudah memang membuat batasan mengapa harga BBM harus dinaikkan sementara dari sisi kesiapan ekonomi kerakyatan dan pelaku usaha belum semuanya siap. Perlu adanya kajian yang serius dan strategi yang besar tentang ini dimasa yang akan datang. Sebab tanpa adanya kesungguhan untuk bersinergi dengan berbagai pihak, persoalan ini akan terus terulang. Ingatlah bahwa dibalik semua ini rakyat sudah memberikan penilaian dan menunggu sebuah kepastian bahwa subsidi BBM benar-benar dialihkan untuk jaminan sosial baik itu sarana dan prasarana pembangunan, kesehatan, serta kesejahteraan rakyat.

Sejarah mencatat bahwa Indonesia telah berhasil menjadi produsen minyak sawit terbesar dunia. Bukankah ini sebuah potensi besar untuk mengolah minyak sawit menjadi alternatif BBM ?  Semoga produsen kendaraan bermotor memproduksi kendaraan untuk masyarakat dengan bahan bakar minyak sawit sehingga tidak ketergantungan dengan BBM bensin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun