Aksi Elisa Basna itu lantas mengundang ketegangan di antara para pemain kedua tim sepak bola. Rekan setim Fredyan Wahyu, bahkan sampai ada yang memberi protes keras kepada Elisa Basna.
Akibat insiden tersebut, Elisa sangat layak tidak sekadar mendapat kartu dari wasit, namun juga wajib mendapat hukuman dari Komdis PSSI.
Aksi brutal, semacam yang dilakukan oleh Elisa sudah ada yang menjadi korban.
Pemain sepak bola Indonesia yang meninggal karena aksi brutal yang dilakukan oleh lawan, tentu kita masih mengingat nama Jumadi Abdi. Penggawa PKT Bontang itu juga mengalami hantaman keras di perutnya dari pemain Persela Lamongan, Denny Tarkas pada laga yang dimainkan di Stadion Mulawarman, 7 Maret 2009 silam.Â
Jumadi langsung tak sadarkan diri di lapangan dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani operasi, sayang nyawanya tak tertolong. Gelandang yang sempat membela Timnas Indonesia di SEA Games 2005 itu harus tutup usia setelah vonis dokter menyatakan bagian usus halusnya robek.
Aksi brutal  juga menyebabkan meninggal dunia, yaitu saat kiper PSAP Sigli, Agus Rohman melayangkan kakinya ke perut striker Persiraja, Akli Fairuz. Saat kemelut di depan gawangnya, Agus Rohman terlihat sengaja melayangkan kaki kanannya ke perut Akli Fairuz dengan cukup kencang.Â
Akli Fairuz pun sebenarnya masih sadar saat itu dan juga sempat pulang ke rumah usai pertandingan. Namun, sang pemain merasakan sakit beberapa jam kemudian dan menjalani perawatan selama enam hari di rumah sakit sebelum meninggal dunia. Akli meninggal dunia dikarenakan luka di bagian usus dan kantung kemih.
Sayang, kepada kedua pemain yang melakukan aksi brutal, Komdis hanya menghukum pemain dalam hitungan bulan. Bandingkan hukuman di sepakbola Eropa bila pemain melakukan aksi brutal.
Aksi lainnya, adalah aksi tidak mendidik. Banyak sekali pemain yang tersorot kamera televisi memicu terjadinya pelanggaran, namun ketika diingatkan atau dihukum wasit, malah pemain bersangkutan "ngelunjak". Bahkan ada pemain "ngelunjak di Liga 1 yang menjadi bulan-bulanan netizen karena tetap seperti jagoan saat diberikan peringatan dan hukuman atau ditegur oleh sesama pemain.
Sadarkah Si pemain bila aksinya ditonton oleh ratusan juta pasang mata di seluruh Indonesia bahkan dunia yang di dalamnya banyak anak-anak kecil baik di dalam stadion maupun di layar kaca?
Ayo PSSI, mana dulu yang akan Anda tangani? Sebab semuanya sudah kronis. Rusuh suporter sangat signifikan karena tribune penonton tak single seat. Wasit hanya manusia biasa, namun setiap laga terus memicu kontroversi dan protes dari kubu tim yang tidak terima atas keputusannya.