Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jangan Terpancing Emosi, Bungkam Vietnam!

23 Februari 2019   20:38 Diperbarui: 23 Februari 2019   20:44 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://olahraga.djournalist.com

Seperti yang telah saya prediksi, bila Timnas bermain konsisten, taktik dan strategi tepat, serta tidak salah menurunkan pemain, maka pasukan Garida menjadi kokoh di belakang, kuat di tengah, dan tajam di barisan depan, siapapun lawan, kemenangan digaransi menjadi milik penggawa Garuda.

Pasukan Timnas U-22 kali ini, boleh dikatakan Tim yang paling lengkap dan mumpuni di semua sektor. Selain sarat pengalaman di kompetisi reguler Liga 1, para pemain juga sudah menjadi langganan berjersy Timnas. 

Tak soal saat meladeni Kamboja, Kamboja terkesan tidak bermain ngotot, sebab sudah lolos dan menjadi juara Grup B, justru menjadi kesempatan bahwa Timnas Garuda tetap favorit juara.

Bekal dua kali imbang dan sekali menang di fase grup, menjadi modal berharga untuk menghadapi laga sesungguhnya, partai semi final meladeni Vietnam.

Kini tidak ada alasan lagi untuk Indra bermain-main dengan rotasi pemain, serta membiarkan pemain yang selalu menyiakan kesempatan, ada di tengah lapangan.

Pasukan Indra cukup lengkap, jadi bila pemain yang dipasang tepat, strategi tepat, hingga tim terus konsisiten kokoh di belakang, kuat di tengah, dan tajam di depan, maka Vietnam akan menjadi korban penggawa Garuda berikutnya, sekaligus tiket final di genggaman.

Lupakan "head to head"

Terkadang, persoalan teknis di lapangan sering berbanding lurus dengan persoalan matematis tentang kelebihan dan kekeurangan sebuah tim. Terlebih bila perhitungan matematis masih kepada tim dengan sebagian besar pemain sama seperti Timnas U-22 Indonesia dan Vietnam, yang masih sama-sama dihuni banyak pemain jebolan U-19.

Namun, sebaiknya perhitungan matematis ini diabaikan dulu, sehingga tidak memengaruhi personaliti dan mental pemain.

Memang, dari empat pertemuan terakhir di level U-19, Vietnam menang dua kali dalam waktu normal. Sementara Indonesia hanya menang sekali dalam waktu normal. Satu laga sisanya berakhir imbang tanpa gol, tetapi skuat besutan Indra Sjafri ini berhasil menang melalui adu penalti. Pertandingan itu terjadi pada tahun 2013 dalam turnamen Piala AFF U-19 2013 yang digelar di Indonesia.

Saat itu, dalam partai final, skuat besutan Indra yang dijuluki Garuda Nusantara itu akhirnya berhasil menyabet gelar juara setelah menang adu penalti dengan skor 7-6.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun