Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Finalisasi Model Pembelajaran dari Puskurbuk yang Menginspirasi

13 Desember 2018   07:18 Diperbarui: 13 Desember 2018   08:04 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Balitbang Kemendikbud memiliki tugas dan fungsi kelembagaan antara lain berupa pengembangan pembelajaran.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Puskurbuk yang tengah  mengembangkan, menyusun model dan sistem pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI), Pendidikan  Dasar dan Menengah (DIKDASMEN), serta pengembangan, penyusunan perangkat silabus kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pada Rabu hingga Jumat, 12 s.d. 14 Desember 2018, melaksanakan finalisasi seluruh kegiatan tersebut di Hotel Acacia Jakarta.

Dengan finalisasi proses kegiatan pengembangan dan penyusunan yang di antaranya berupa video model pembelajaran inovatif, diharapkan akan segera hadir contoh-contoh model pembelajaran yang dapat menginspirasi para guru untuk melakukan proses kegiatan belajar mengajar yang lebih baik dan berkualitas sesuai tuntutan zaman.

Dalam tahap finalisasi semua model yang telah disusun dan dikembangkan, selain hadir para penulis,  pengembang, serta tim teknis, dihadirkan pula para nara sumber, praktisi pedidikan, hingga pengamat pendidikan.

Untuk menggaransi bahwa model-model hasil pengembangan, kelak layak dikonsumsi oleh para guru di berbagai strata pendidikan, meskipun proses kegiatan kali ini sudah memasuki tahap finalisasi, tidak lantas menjadikan model-model yang telah disusun dan dikembangkan benar-benar siap saji.

Dalam tahap finalisasi ini, di dalamnya juga masih terjadi perdebatan, masukan, saran, hingga perbaikan. Bukan mustahil, hasil dari finalisasi ini, ada model yang ternyata masih perlu dilakukan proses validasi kembali, perlu dilakukan verifikasi empiris yang memungkinkan sebuah model diujicoba dengan instrumen-instrumen hingga model benar-benar layak diperkenalkan ke para guru di lapangan.

Artinya, untuk menghasilkan model-model pembelajaran inovatif yang bertujuan membantu dan menginspiransi para guru agar melakukan proses pembelajaran yang menyenangkan, tepat guna dan sasaran, serta membangkitkan peserta didik bukan hanya menyenangi objek pembelajaran, namun juga turut membangkitkan gairah peserta didik untuk turut mengembangkan dan memiliki kreativitas lanjutan dari hasil pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Sehingga, ada garansi bahwa model-model yang lahir dan dapat menginspirasi para guru, dapat mengubah paradigma baru budaya belajar peserta didik.

Bila selama ini sering kita mendengar dan melihat, peserta didik belajar di kelas, saat guru.mengajar, materi masuk telinga kiri, langsung ke luar telinga kanan, karena guru mengajar tidak menarik dan membosankan, maka akan ada paradigma baru peserta didik menyukai pelajaran dan turut mengembangkan pendidikan, karena dari hasil belajar yang tidak sekadar masuk telinga kiri, keluar telinga kanan, peserta didikpun turut menghasilkan temuan-temuan dari hasil belajarnya.

Artinya, dengan model pembelajaran yang menyenangkan dan menginspirasi, juga dapat mengubah paradigma bahwa selama ini para peserta didik adalah para anak-anak usia.dini dan usia muda yang hanya gemar menjadi pemakai produk orang lain/bangsa lain, akan menjadikan mereka menjadi generasi penerus bangsa yang turut mencipta produk. Menemukan  temuan-temuan baru dll.

Temuan-temuan sederhananya dapat berupa pengalaman belajar yang menyenangkan, pengelaman memperoleh ilmu karena memang kebutuhan, pengalaman belajar dengan sikap yang benar, pengalaman dalam menghargai proses belajar, hingga penemuan-penemuan ilmiah lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun