Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pentingnya Program Edukasi untuk Cegah Suporter Anarkis dan Tidak Etis

8 Februari 2018   19:50 Diperbarui: 9 Februari 2018   09:04 1923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terima kasih kepada Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karna (PPKGBK), yang telah mengundang saya sebagai nara sumber dalam kegiatanSharing Session dalam  rapat Board Of Director(BOD), Selasa (06/02/2018) di Ruang Rapat Direktur Utama Lantai 3 Gedung Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, menyoal etika suporter sepak bola Indonesia.

Acungan jempol untuk seluruh Direktur dan staf yang cukup terbuka menyaring dan menerima masukan dari publik menyoal etika suporter yang tidak etis bersikap saat menonton timnas menghadapi Islandia dan Bhayangkara FC melawan FC Tokyo.

Yakin upaya dan kebijakan PPKGBK akan senantiasa membawa kebaikan dan keberkahan untuk Gelora Bung Karno sebagai cagar budaya sekaligus sebagai kiblat pusat olahraga Indonesia dan dunia, karena tinggal hitungan hari, Komplek GBK akan menjadi arena Asian Games.

Peristiwa kecil yang harus disikapi

"Karena nila setitik, rusak susu sebelanga." Hanya karena kesalahan kecil yang tidak ada artinya seluruh yang baik menjadi rusak. Barangkali itulah peribahasa yang tepat dapat dialamatkan dari dua kali peristiwa perhelatan sepak bola nasional di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Bagaimana tidak? Hanya satu atau dua kursi yang kebetulan lepas bautnya karena banyak penonton yang tertangkap kamera CCTV masih belum terbiasa bersikap memperlakukan tempat duduk penonton SUGBK yang baru dengan benar, maka satu atau dua kursi yang setelah diricek hanya lepas baut, bukan rusak seperti pemberitaan yang hingga viral di media sosial, berakibat publik sepak bola nasional saling memberikan argumentasinya.

Golongan suporter

Dari hasil tangkap kamera CCTV di SUGBK, memang tidak dapat disangkal bahwa suporter sepak bola kita, masih sangat perlu belajar dan membiasakan diri memperlakukan fasilitas di dalam stadion dengan penuh tata krama dan etika.

Budaya menonton sepak bola dengan stadion tanpa tempat duduk (single seat) dan berdiri di beton tribun stadion, nampaknya memang sudah mendarah daging bagi sebagian besar suporter klub di seantero Indonesia, pun dunia. Bedanya, suporter kita benar-benar butuh edukasi agar kebiasaan buruk tidak berlanjut di stadion yang telah berganti baju menjadi stadion mewah.

Terlebih, bila diklasifikasi, golongan suporter sepak bola Indonesia itu terdiri dari suporter cerdas (mengenyam pendidikan sekolah/kuliah), suporter belum terdidik (belum mengenyam pendidikan bangku sekolah dan kuliah), lalu di antara mereka bergabung dengan kelompok atau organisasi suporter resmi klub-klub Liga 1, 2 , 3, dan seterusnya.

Kemudian kelompok suporter yang terorganisir pun ternyata di setiap klub bukan hanya terdiri dari satu kelompok. Namun, kelompok-kelompok tersebut sama-sama mendukung tim yang sama. Maka bila terjadi persoalan antar dan dari suporter dalam sebuah pertandingan, terkadang, kelompok/organisasi suporter yang resmi sering kali menjadi kambing hitam, dan tempat ketiban kesalahan akibat dari perbuatan atau ulah suporter kelompok/organisasi lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun