Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola

Liga 1 Sisa Tujuh Laga, Mengapa Harus Ada Kisruh?

6 Oktober 2017   10:51 Diperbarui: 6 Oktober 2017   11:02 1763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Liga 1 sisa tujuh laga, mengapa harus ada kisruh? Mengapa Kemenpora harus ikut campur lagi atasi persoalan ini? Siapa yang bikin cikal bakal kisruh? Apakah PSSI dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) atau klub Liga 1 yang membentuk Forum Komunikasi Klub Sepakbola Profesional Indonesia (FKPSI). Tapi mengapa FKPSI hanya mengakomodir 15 klub? Ke mana dan ada apa dengan 3 klub lainnya? Lalu mengapa FKPSI sampai harus melakukan ancaman mogok bermain di Liga 1 yang menjelang finish?

Tuntutan transparansi

Berkaca dari berbagai persoalan yang selama ini mendera persepakbolaan nasional, masalah transparansi selalu menjadi primadona. Lalu apa tuntutan dari FKPSI menyoal transparansi ke PT LIB? Ternyata tuntutannya meliputi aspek bisnis, teknis, dan legal. Termasuk di dalamnya transparansi sumber dana, pembagian hak siar, pengadaan wasit asing sampai gaji pemain yang tergabung di timnas.

Sungguh tidak aneh melihat fakta akan tuntutan itu, karena budaya kita, Indonesia secara umum memang tak jauh dari adat ini. Maka, ada lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, dalam kasus Liga 1, mengapa ancaman mogok dengan dasar tuntutan tersebut baru mengemuka sekarang? Barangkali selama ini sudah terjadi miskomunikasi atau komunukasi tidak lancar, jadi jalan akhir membentuk forum agar memiliki kekuatan dan kebersaan, lalu bersama-sama menuntut atas ketidaktransparan yang terjadi.

Mengapa yang menuntut hanya 15 klub, dan 15 klub ini juga dituduh salah sasaran dan sarat dengan muatan kepentingan pribadi/individu bukan klub? Ke mana 3 klub yang lain? Ada apa dengan mereka? Lalu mengapa PT LIB juga tidak takut akan ancaman FKPSI? Apakah karena ada aturan dan hukum yang melindungi?

Uang dan keuntungan

Bila persoalan sudah menyangkut uang dan keuntungan, maka apa saja akan dibela-bela dan diusahakan untuk dilakukan lalu diperjuangkan. Apakah PT LIB akan merendah dan FKPSI tidak merangsak menutut hingga Liga 1 tidak kisruh? Mengapa publik sepakbola nasional yang sedang girang atas kemajuan sepakbola nasional, harus selalu menjadi korban atas kesewenangan ini?

Bila di lapangan kita melihat para pemain sepakbola nasional kurang cerdas intelekutalitas dan kurang cerdas emosi, maka di balik layar, para penggawa yang menjadi operator kompetisi dan para penggawa yang menakodai klub justru sangat cerdas otak dan emosi demi memperoleh uang dan keuntungan. Liga 1 dan Liga 2 memang bak ada gula ada semut, maka dikerubut. Tengok Liga 3 dan turunannya, karena tak ber-uang, maka ibarat bunga layu yang tak mungkin menarik kumbang datang. Ada uang Abang di sayang, tak ada uang Abang di buang. Sudah kamus.

Jadi, persoalan ancaman mogok dari FKPSI dan jawaban tidak takut dari PT LIB memang sudah membutakan akal sehat. Akankah ancaman mogok benar-benar akan diwujudkan? Apakah PT LIB justru mereda hingga kisruh usai? Kita tunggu, sandiwara yang kini sedang dilakonkan oleh aktor-aktor manajemen sepakbola kita. Lalu, kira-kira siapa sutradaranya ya?

Apakah ini bagian dari intrik dan taktik klub atau PT LIB? Adanya fakta lahir FKPSI, mengindikasikan bahwa forum ini ada penciptanya, ada yang mengidekannya, ada yang menyutradarai. Namun, persoalan yang diangkat apakah benar-benar terjadi dengan kata kunci transparansi?

Publik sepakbola nasional sebagai penoton dan apresiator, silakan menunggu, bagaimana alur kisah dan akhir lakon kisruh transparansi ini? Ayo kita tunggu! Siapa yang akhirnya akan menjadi pemenang perbuatan baik selalu datang dari hati yang bersih dan otak yang cerdas. Bukan perbuatan buruk yang datang dari otak yang cerdas!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun