Mohon tunggu...
Suparno Jumar
Suparno Jumar Mohon Tunggu... Relawan - Warga negara kecil, berkarya kecil semoga bermanfaat bagi kehidupan

...satu lawan terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit...

Selanjutnya

Tutup

Nature

Serangan 'Monster' Malam Hari

4 September 2011   21:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:14 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

HAMPIR sebagian wilayah ibu kota dan kota penyangganya memiliki sistem pembuangan yang buruk. Saluran pembuangan limbah rumah tangga malang melintang. Diperburuk dengan kebiasaan membuang sampah semaunya. Biasanya masyarakat dan aparat baru mau bergerak setelah jatuh korban. Korban nyamuk berdarah (DBD) misalnya.

Namun, setelah keadaan kembali normal, gerakan itu terhenti. Upaya segelintir warga nyaris tak berarti. Karena masalah menjadi sangat kompleks. Ini daerah kita. Daerah sebelah sana bukan wilayah kita.

Kita masih butuh pemimpin yang gila. Gila dalam melakukan terobosan-terobosan mengurai masalah krusial. Peka terhadap persoalan yang muncul. Bila perlu, langsung aksi memberikan keteladanan. Tidak puas hanya menerima laporan dari bawahan. Masyarakat akan lebih hormat pada aksi nyata, bukan hanya retorika.

Malam ini saja, sambil menulis, serangan bertubi datang dari nyamuk yang memiliki 'selang' penghisap darah. Usut punya usut, saluran pembuangan air yang berada di sisi jalan tergenang karena macet. Macetnya karena beberapa penghuni atau pemilik usaha membuat jembatan terlalu pendek. Bahkan, di beberapa bagiannya ada yang mampet. Di bagian hulu, tak jarang saya melihat sampah menumpuk di dalam saluran air. Saya yakin, ada yang sengaja membuangnya.

Di sinilah nyamuk mengembangkan anak dan keturunannya. Berulang kali kami mencoba untuk memotong mata rantai kehidupannya. Menaburkan ikan lele dan belut dengan harapan ikan ini akan menyantap jentik nyamuk. Namun gagal. Mengangkat sampah yang mengapung serta mengangkat jentik dengan jaring-jaring juga sudah dicoba. Hasilnya, jentik memang berhasil diangkat sebagian. Namun, lagi-lagi gagal menghambat laju perkembangannya. Cara kami melindungi diri bila malam hari dengan sebagian badan tertutup. Nyaris hanya mata yang tetap kami biarkan terbuka.

Ingin sekali, serangan ini segera berakhir. Tapi dengan cara apa kami harus mengakhirinya. Karena berharap dari aparat pemerintah terlanjur luntur. Andai saja keseimbangan alam terjaga, kelelawar masih banyak. Kodok masih ada, mungkin serangan serangga bersayap ini tak akan sedahsyat malam lalu, malam ini dan malam-malam yang akan datang.

Adakah ide serta saran dari teman-teman, agar kembang biak nyamuk ini bisa dihambat? Kami tunggu!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun