Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Budaya Organisasi Melahirkan Budaya Kreatif

19 Mei 2021   06:13 Diperbarui: 8 Juli 2021   08:18 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang menarik dari situasi saat ini, dimana informasi begitu banyak berseliweran tanpa terbendung. Situasi dimana manusia mampu menggambarkan arus informasi tersebut menjadi suatu persepsi yang dibangun secara subyektif atau realitas semu (Pseudo-Reality). Tak hanya itu saja, pembenaran atas nilai dari masing -- masing subyek dalam mempersepsikan informasi terkadang dipilih hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Disinilah kemudian terjadi distorsi dari informasi awal yang dibangun oleh pemberi informasi. 

Distori informasi tersebut terjadi akibat terlalu banyaknya informasi atau tuna informasi,yang secara fundamental bebas nilai sebagai upaya untuk mengkonfirmasi kebenaran dari informasi yang beredar. Kondisi demikian seringkali menyebabkan adanya sikap apatis, skeptis atau bahkan sampai pada kecenderungan untuk mengambil jarak agar tidak terjebak pada arus informasi yang bersifat mengambang. Tak hanya itu saja, kondisi over/nir informasi tersebut seringkali menyebabkan terjadinya dilema, banyak pertimbangan, lamban mengambil langkah strategis dan taktis baik dalam skala individu maupun organisasi. 

Lamban dalam menganalisasi informasi tentu berdampak pada kecepatan dalam mengambil langkah diam atau bergerak. Dalam konteks ini, tentu diam adalah langkah yang diambil dengan mempertimbangkan beberapa parameter yang mengharuskan untuk diam. Pun demikian jika mengharuskan untuk bergerak tentu mempertimbangkan beberapa parameter yang mengharuskan untuk bergerak. Sehingga diam dan bergerak adalah langkah taktis dari setiap analisa informasi yang diolah baik oleh individu maupun organisasi.

Diam atau Bergerak

Diamnya seorang individu tentu akan berkorelasi dengan ruang dan waktu selama hayat masing dikandung badan. Artinya diamnya seorang diinvidu yang mempunyai akal dan hati merupakan langkah yang diambil dari informasi yang berseliweran di area dimana seorang individu itu berada. Berseliwerannya informasi yang ada bisa diperoleh secara tidak sengaja (iklan di jalanan atau daring) maupun secara sengaja dengan mengakses informasi melalui media elektornik, media online maupun cetak. 

Langkah diam bisa jadi menunda langkah -  langkah yang dipikirkan atau memang benar -- benar tidak melakukan sama sekali sebagai wujud mengambil sikap atas analisa dari setiap informasi yang hadir atau bisa jadi menyetujui atas realitas informasi yang muncul. Hal tersebut tentu setali tiga uang dengan bagaimana sebuah organisasi dalam menyikapi suatu informasi yang masuk kedalam atau mempengaruhi keberlangsungan organisasi. 

Hanya saja, dimensi dan spektrum antara organisasi dengan seorang individu sangat berbeda dalam aplikasinya. Tetapi paling tidak, langkah diam yang diambil sebuah organisasi akan selalu mempertimbangkan posisi tawar dan keberlangsungan organisasi agar terus eksis dalam kondisi apapun. Diam dalam konteks ini bisa dimaknai sebagai pilihan tindakan atau keputusan atas realitas informasi yang muncul. Tak hanya diam, bergerak adalah suatu keniscayaan bagi individu maupun organisasi agar terus tumbuh dan berkembang sehingga eksistensinya dapat diakui oleh lingkungan dimana meraka (individu dan organisasi) berada. 

Dengan demikian, diam dan bergerak merupakan upaya seorang individu ataupun organisasi dalam menganalisa informasi yang begitu banyak berseliweran. Langkah yang diambil baik diam atau bergerak selalu membawa risiko yang bisa memberikan dampak positif maupun negatif bagi eksistensi seorang individu maupun organisasi. Pada akhirnya tidak ada yang salah ataupun benar dalam mengambil langkah diam atau bergerak karena langkah tersebut merupakan tujuan yang bisa jadi bagian dari rencana panjang seorang individu maupun organisasi.

Momentum dan Kreativitas

Perubahan merupakan sebuah keniscayaan dari setiap eksistensi yang mengisi ruang dan waktu. Langkah diam atau bergerak, tentunya atau seharusnya sudah memperhitungkan bagaimana dampak kepada seorang individu maupun organisasi. Langkah tersebut mau tidak mau atau suka tidak suka harus diterima risiko yang mungkin terjadi. 

Disinilah perlu kreatifitas dalam menganalisa setiap informasi yang berseliweran sehingga mampu memberikan solusi langkah yang strategis dan taktis bagi seorang individu maupun organisasi. Dorongan kreatifitas itu tidak serta merta hadir begitu saja. Seorang individu maupun organisasi perlu kematangan dalam mengeluarkan daya kreatifitas agar analisa dari setiap informasi mampu memberikan jawaban bagi dirinya (individu dan organisasi) dan lingkungan sekitar. Tak hanya kematangan, momentum dari setiap ide kreatif yang muncul perlu disiapkan dan diproduksi tepat pada saat dibutuhkan. Lagi-lagi analisa informasi merupakan awal dari setiap kreatifitas yang hadir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun