Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cukuplah Menjadi Manusia

15 Mei 2021   22:06 Diperbarui: 8 Juli 2021   13:28 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekik takbir menggema diakhir RamadhanTapi bukan merayakan hari kemenanganSebagian merayakan, sebagian lagi tengah ikhtiar di medan pertempiran
Mungkin bukan untuk menguasai tapi hanya bertahan

Cukuplah menjadi manusia melihatnya agar tidak gasal
Tak perlu lagi kau tanyakan apa agamamu untuk mengerti
Janganlah kau paksa melihat dari mana asalmu atau apa ras mu berasal
Cukuplah mengerti bahwa penjajahan mesti pergi diatas muka bumi

Janganlah kau berdiri diatas hasrat kuasa
Karena ia pasti akan binasa bersama batas usia
Janganlah kau bersembunyi diatas keyakinan buta
Karena ia pasti akan lenyap serasa angin yang senyap membawa

Benih yang baru menjadi tunas musnah dengan keji
Pohon yang tumbuh tak sempat berbuah manis
Luluh lantah oleh tangan-tangan kotor tanpa henti dan hati
Sepertinya bumi perlu bersuci agar kembali terhampar pohon yang bebas dari najis

Dengan nama mu Tuhan aku berlindung damaikan Palestina
Jangan biarkan mereka saling meniadakan, Karena kemanusiaan diatas segalanya
Ajarkan mereka tentang arti manusia dan kemanusiaan
Ataukah ini pelajaran untuk kita, tentang kecintaan sesama manusia dan tentang kepedulian .

Semoga!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun