Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghitung Waktu

23 Mei 2019   15:56 Diperbarui: 23 Mei 2019   16:15 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada yang mengatakan bahwa kita tidak boleh menghabiskan waktu, ada juga yang menyampaikan bahwa untuk mempersingkat waktu jangan terlalu bertele - tele, ada juga yang memperingatkan bahwa jangan sampai kita tertelan waktu, bahkan sering juga kita dapati nasehat yang keluar dengan kalimat biarlah waktu yang menjawab karena harapan akan hadir pada waktunya. Waktu memang sangat misterius dan menimbulkan teka -- teki yang sangat sulit ditebak karena itu disebut misterius. Padahal waktu ada, ketika rotasi dan revolusi bumi masih berlangsung ada pergeseran siang dan malam, terbit dan terbenam. Paling tidak parameter waktu tersebutlah yang sampai saat ini diketahui oleh khalayak ramai. Dia akan terus berputar tanpa peduli dengan perubahan material yang terjadi di alam ini. Ada proses perubahan dari material satu ke material lainnya yang meniscayakan adanya waktu. Ada pergeseran dari satu titik menuju titik lain baik secara teratur maupun tidak teratur. Semua entitas yang hidup selalu membutuhkan waktu untuk mempertahankan eksistensinya.

Dengan demikian istilah menghabiskan waktu, mempersingkat waktu, tertelan waktu,  waktu yang menjawab adalah aktivitas untuk memanfaatkan waktu yang terus berputar. Dia bisa seolah -- olah habis kalau tujuan yang hendak dicapai tidak mampu untuk diraih. Dia bisa seolah -- olah mempersingkat waktu kalau proses yang terlalu komplek disederhanakan. Dia bisa seolah -- seolah tertelan waktu kalau harapan yang muncul tak mampu untuk digapai. Kenapa menggunakan idiom seolah -- olah? karena waktu memang akan terus berproses selama kehidupan alam ini masih mengada. Tak ada istilah yang menegasikan waktu, yang ada adalah entitas yang ada berubah wujudnya dari wujud yang satu ke wujud yang lainnya. Kita mungkin sejenak mengingat akan hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa  jumlah energi dari sebuah sistem tertutup itu tidak berubah---ia akan tetap sama. Energi tersebut tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan oleh manusia, namun ia dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. Sehingga ada konstata yang belum bisa dibatah oleh teori apapun-paling tidak sampai saat ini- yang menyatakan bahwa waktu itu bisa dipercepat atau diperlambat.

Percepatan atau perlambatan hanya menjadi awal bagi subjek entitas untuk memilih posisinya. Memilih posisi yang cepat dapat dilakukan jika entitas sebagai subjek mempersiapkan resources yang miliki menjadi sangat optimal dengan perencanaan yang matang serta mempertimbangkan aspek lingkungan sekitar. Memilih yang lambat dapat juga terjadi jika entitas sebagai subjek tidak mengetahui resources yang dimiliki mampu mempercepat proses menuju tujuan atau posisi. Meskipun cepat dan lambat tidak perlu menjadi persoalan karena kedua ada dalam waktu yang relative sama, hanya saja sudut pandang yang membedakan. Ia akan menjadi cepat pada lingkungan yang lambat begitu sebaliknya Ia akan menjadi lambat pada lingkungan yang cepat. Keduanya akan perlahan menaikan ekskalasinya menuju pada tingkat pencapaian yang semakin menyempurna. Sehingga apa yang menjadi faktor penentu bagi manusia sebagai subjek yang paling utama untuk mendefinisikan waktu dan pencapaiannya masih menjadi pertanyaan yang cukup mendasar.

Waktu telah menjadi manusia tumbuh dan berproses menuju kepada kesempurnaan hidup. Dari nomaden dengan teknologi yang sederhana sampai dengan kehidupan saat ini yang telah menggunakan teknologi canggih. Bukti bahwa proses menyempurnakan kehidupan umat manusia menjadi hasil yang didapat apabila berproses dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh manusia sebagai mahluk yang paling sempurna di muka bumi. Tak ada yang bisa memprediksi waktu yang akan datang dengan tingkat presisi yang sempurna, tetapi paling tidak kita mampu merencakanan langkah agar posisi kita mampu untuk selalu dalam rombongan yang menyempurnakan kehidupan ini. Ada ruang yang selalu menjadi tempat bagi manusia untuk memilih waktu yang tepat, cepat dan manfaat sehingga mampu memberikan kontribusi bagi kemaslahatan umat. Tinggal bagaimana kita mau mengambil bagian itu atau tidak, jawabannya ada pada kita masing -- masing.       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun