Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Heningku Semakin Sunyi

20 Mei 2019   13:37 Diperbarui: 20 Mei 2019   13:58 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detik demi detik jarum jam terdengar nyaring

Mengiringi malam yang hening dan sunyi

Kesombongan tak terdengar seperti mati terperangkap jaring

Keangkuhan pun malu pada hati yang selalu menasehati

Kenapa malam ini begitu syahdu menyelimuti tubuh

Seperti pertanda bahwa akal yang berdaya lagi

Perjalanan yang berbatas tak mungkin jauh

Dan hatipun menemani akal agar selalu menjauh pergi

Menjauh dari keramaian adalah satu jalan yang tak bertepi

Menepi sejenak untuk berjalan dan berlari kembali

Meski harus menerobos keramaian melalui jalan sunyi

Sampai akhirnya menemukan kekasih abadi lewat akal dan hati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun