Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepemimpinan, Bentuk Energi Baru Terbarukan

4 Agustus 2018   06:59 Diperbarui: 4 Agustus 2018   08:14 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bicara tentang energi tentu kita langsung menyasar kepada energy seperti bahan bakar minyak, gas, batubara, angina, api, panas bumi. Namun kalau kita telisik lebih jauh maka yang disebut dengan energi tidak hanya itu saja. 

Adanya banyak energi yang menyelemuti alam semesta ini dengan berbagai macam bentuknya. "Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan" begitulah hukum kekekalan Energi yang ditemukan oleh Isaac Newton pada abad ke-16. 

Artinya energi ada dan melekat pada setiap entitas dan atau mahluk yang ada di alam semesta ini. Untuk itu, Energi yang tersedia di alam semesta harus kita kelola dengan bijak.

Energi yang ada di alam semesta merupakan ruh bagi pergerakan setiap entitas. Sehingga musnanya energi merupakan hal yang mustahil kecuali musnah pula semesta ini. Energi hanya mampu merubah bentuk dari energi yang satu dengan yang lainnya. 

Perubahan Energi tersebut merupakan konversi dari ketersediaan energi yang menjadi susunan alam semesta. Sehingga energi yang kita pahami saat ini jangan dipandang sebagai energi fosil saja seperti Bahan Bakar Minyak, Batubara dan Gas. 

Energi fosil yang dihasilkan oleh timbunan mahluk hidup berjuta -- juta tahun lamanya menjadi daya gerak bagi gerak motorik yang popular pada era revolusi industri. 

Selain energi fosil, Makanan yang kita makan juga merupakan konversi dari struktur energi yang disediakan alam. Perubahan dari satu titik menuju kepada titik lainnya perlu daya agar perpindahan tersebut mewujud. Daya yang dihasilkan untuk berpindah juga merupakan konversi dari setiap energi yang tersedia.

Dengan kata lain, perubahan yang terjadi dan pergerakan setiap entitas bumi, manusia dan segala macam yang ada di alam ini adalah energi semesta. Energi semesta akan selalu mencari titik keseimbangan ketika terjadi perubahan bentuk baik positif maupun negatif. 

Titik keseimbangan tersebut perlu ada yang mengelola agar tidak terjadi benturan yang mengakibatkan pencarian titik keseimbangan membawa bencana berkepanjangan. 

Manusia sebagai pembawa risalah semesta ini, dengan akal dan pikiran yang dianugerahkan tentu mempunyai tanggungjawab untuk mengelola energi yang tersedia secara bijak. Sehingga distribusi, konversi energi menghadirkan suistanability of life dan keseimbangan alam semesta yang harmonis.

Abad 16 Isaac Newton telah membuka cakrawala kita tentang energi yang tersedia di alam semesta. Di abad 21 ini, manusia sudah mulai cerdas dengan memaksimalkan daya cipta, rasa dan karsa mengelola energi yang tersedia di alam semesta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun