Kadang anak susah disuruh mandi. Padahal sudah menyuruhnya berkali-kali. Tak cukup sekali dua kali. Misalnya mau berangkat sekolah. Dibilangin mandi sudah sejak pukul 07.00. Ke sekolah biasanya jam 8.Â
Kalau belum terang belum bergerak ke kamar mandi. Kalau sudah dekat setengah depalan baru dia jalan. Waktu semakin mepet. Padahal, setelah itu harus pakai baju dan makan.Â
Nah, kalau semakin dekat waktu berangkat, semakin diburu-buru. Bisa-bisa malah jadi emosi.Â
Pengennya sih anak segera bergerak kalau disuruh mandi. Tapi nyatanya lambat saja. Entah karena sibuk main atau terbayang air yang dingin.
Setelah lama drama itu terjadi akhirnya mandi juga anak-anak. Begitulah pemandangan yang sering terjadi di pagi hari. Apakah sudah selesai sampai di sana saja? Ternyata belum. Padahal, sorenya terulang lagi drama serupa.Â
Hari sudah sore. Saya menyuruh anak mandi. Tapi belum berangkat juga. Selang setengah jam kemudian menyuruh mandi lagi.Â
"Sebentar," katanya.
Baiklah, jawab saya dalam hati. Lalu meneruskan mengetik, ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Anak pun asyik kembali bermain.Â
Sayup-sayup terdengar puji-pujian dari masjid. Pertanda sebentar lagi waktu Maghrib tiba. Saya bilang ke anak kalau sebentar lagi adzan. Dia diam saja.Â
Lalu benar-benarlah adzan Maghrib berkumandang. Suasana di luar sudah mulai gelap.Â