Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan untuk Menumbuhkan Kepedulian

20 Maret 2019   12:47 Diperbarui: 20 Maret 2019   12:56 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan sesungguhnya merupakan hal yang luhur karena menumbuhkembangkan potensi setiap peserta didik. Pengetahuan dan karakter yang baik itulah sesungguhnya yang menjadi tujuan pendidikan.  Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Salah satu karakter yang penting ditumbuhkembangkan dalam dunia pendidikan adalah peduli. Baik itu peduli dengan sesama maupun dengan lingkungan. Peduli merupakan karakter yang semakin langka di negeri ini di tengah gencarnya arus globalisasi yang membawa sikap individual dan materialistis. Tidak terkecuali memapar generasi muda saat ini.

Dalam dunia pendidikan dikenal dua sistem pembelajaran yaitu pembelajaran langsung (direct instruction) dan pembelajaran tidak langsung (indirect instruction). Seringkali pembelajaran tidak langsung (indirect instruction) diyakini memberikan efek yang cukup efektif dalam memunculkan pendidikan karakter. Salah satu cara penerapan pembelajaran tidak langsung (indirect instruction) adalah dengan melalui pengalaman.

Melalui pengalaman itulah memunculkan soft skill pada peserta didik. Diyakini bahwa soft skill sangat menentukan kesuksesan seseorang baik itu di bidang pekerjaannya maupun kehidupannya di masyarakat. Maka, sangat penting bagi peserta didik  melakukan berbagai aktivitas di sekolah terutama melalui organisasi kesiswaan di sekolah baik itu organisasi intra sekolah seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Kerohanian Islam (Rohis),  Majelis Permusyawaran Kelas (MPK) maupun organisasi ekstra sekolah seperti Palang Merah Remaja (PMR), Paskibraka, Karya Ilmiah Remaja (KIR) dan lainnya.

Melalui kegiatan-kegiatan di organisasi itulah peserta didik dapat mengalami pengalaman-pengalaman sebagai pembelajaran menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter. Mengasah kepedulian, latihan bekerjasama, dan menyelesaikan masalah akan didapat dari kegiatan tersebut.

Sebagai contoh pada saat terjadi tragedi tsunami Selat Sunda pada Sabtu 22 Desember 2018 lalu, berbagai sekolah yang dimotori organisasi kesiswaan masing-masing sekolah berjibaku mengumpulkan bantuan untuk meringankan korban tsunami tersebut. Bahkan ada sebuah sekolah di Jawa Tengah yang mengirimkan siswanya untuk diperbantukan di dapur umum atau posko penanggulangan bencana di daerah kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Berhari-hari mereka jauh dari rumah, keluarga, dan sekolah untuk memberikan bantuan sebisa mungkin untuk sekadar menyatakan bahwa mereka bersimpati dengan para korban.

Begitu juga saat terjadi bencana gempa bumi di Palu, Makassar, banyak sekolah yang menunjukkan kepeduliannya dengan menggalang dana, pakaian layak pakai, atau perlengkapan sekolah yang disumbangkan kepada para korban bencana tersebut. Dari penggalangan dana itu peserta didik tahu bagaimana perjuangan mendapatkan dana, mengatur donasi, menjalin komunikasi dengan banyak pihak, dan berbagi peran. Kemampuan dan pengalaman seperti itu mungkin jauh lebih berharga dan bermakna ketimbang pembelajaran di kelas.

Berdasarkan pengalaman penulis, banyak hal yang bisa dilakukan peserta didik sebagai latihan menunjukkan kepedulian terhadap sesama. Suatu hari, pengurus OSIS membagikan vitamin, madu, dan air minum secara cuma-cuma kepada warga sekolah. Kepala sekolah, guru, sesama peserta didik, hingga pegawai kebersihan mendapat layanan yang sama. Kegiatan tersebut merupakan program kerja OSIS yang telah disusun sebelumnya. Di lain waktu, para peserta didik melakukan bakti sosial dengan membagikan beberapa paket sembako kepada warga sekitar sekolah. Pada lain kesempatan, para peserta didik menggalang dana membantu teman sekolahnya yang saat itu mengalami kecelakaan. Kepedulian seperti itu semoga dijaga dan dilestarikan.

Semakin tinggi pengetahuan seseorang, seharusnya membuatnya semakin peduli. Kepedulian menjadi nilai sikap yang tercantum pada penilaian sikap pada kurikulum 2013. Mari ajak peserta didik kita untuk menerapkan ilmu padi. Semakin berisi semakin menunduk. Semakin pintar, kita harus semakin merendah. Juga peduli kepada masyarakat dan lingkungan. Sebab negeri kita bukanlah kekurangan orang pintar namun kekurangan orang yang peduli dengan berbagai masalah yang melanda, kemudian mau menjadi bagian dari solusi. 

"Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali" (Tan Malaka). 

Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Seorang peserta didik yang telah mendapatkan pengetahuan harusnya sesegera mungkin mengamalkan pengetahuannya itu. Bahkan harus dilatih sejak masih di sekolah. Sehingga saat terjun ke masyarakat tidak lagi canggung atau bingung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun