Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nilai-nilai Pendidikan Keluarga dalam Novel "Pergi"

30 Agustus 2018   21:26 Diperbarui: 30 Agustus 2018   21:41 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali, para penggemar karya Tere Liye dapat memuaskan rindunya akan karya beliau yang ciamik. Novel Pulang yang berkisah tentang dinamika yang terjadi pada keluarga shadow economy. Merekalah yang mengendalikan ekonomi bahkan politik di dunia. Mereka bagai gurita, menguasai hampir seluruh aspek ekonomi. Namun mereka bekerja dengan rapi dan senyap sehingga dunia tidak menyadari keberadaan mereka. Lalu, seberapa besar jaringan shadow economy itu?

Ada enam ratus juta tenaga kerja yang bekerja di ekonomi bayangan seluruh dunia-tentu saja, sebagian besar mereka tidak menyadari sedang bekerja di bisnis milik keluarga shadow economy. (Halaman 39)

Membaca novel ini  seakan kita sedang menonton film laga yang seru. Meskipun pada novel ini Tere Liye melibatkan co-author namun kepiawaian keduanya membuat novel ini terasa berasal dari satu tangan. Kita disuguhkan berbagai pertempuran yang penuh strategi, skill, dan teknologi canggih yang terjadi pada keluarga shadow economy.

Ada delapan keluarga  yang menguasai shadow economy di Asia Pasifik. Namun hubungan mereka tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja. Bujang atau si Babi Hutan yang saat itu memegang tampuk pimpinan keluarga Tong, sedang menghadapi masalah yang pelik. Prototype anti serangan siber milik keluarga Tong dicuri. Usaha mereka mengambil kembali teknologi itu digagalkan oleh sesosok misterius yang memiliki kemampuan luar biasa. Bujang yang biasanya sulit dikalahkan, kali ini dengan gampang dirobohkan oleh sosok itu.

Sementara itu, Bujang masih harus juga menghadapi ancaman dari Master Dragon, ketua delapan keluarga shadow economy yang berniat menguasai semua bisnis dikawasan pasifik. Bahkan penyusup sudah masuk ke markas keluarga Tong. Bujang harus membayar mahal dengan kematian Rambang, pemuda jenius penyelesai masalah tingkat tinggi yang baru sehari direkrut Bujang. Anak dari mantang tukang pukul keluarga Tong itu pintar, juara seluruh sekolah provinsi, NEM tertinggi, punya medali Olimpiade Matematika. Dia jago bela diri, pemegang ban hitam karate. Tragis, Rambang tertembak oleh sniper kiriman Master Dragon.

Tidak mungkin melawan sendirian,  keluarga Tong menjalin aliansi. Bujang mengunjungi Hiro Yamaguchi, penguasa shadow economy di Jepang.  Master Dragon juga berniat menyerang keluarga Yamaguchi pada saat perayaan pernikahan putri bungsunya lewat bom kue pengantin. Kedua pengantin baru. Disini, kisah disangkutkan dengan tokoh dari novel Tere Liye yang lain. Bujang bertemu dengan Thomas (tokoh di novel Negeri Para Bedebah dan Negeri Di ujung Tanduk). 

Keluarga Yamaguchi pun bergabung. Masih perlu menjalin aliansi, keluarga Tong dan Yamaguchi mengajak Bratva, penguasa shadow economy di Moscow, Rusia. Otets, pimpinan Bratva sepakat untuk bergabung. Syaratnya, Bujang harus bisa mengalahkan Maria, anak Otets berduel. Bujang tinggal memilih pertarungan tangan kosong, senjata tajam, atau pistol. Menang atau kalah, Bujang tetap dalam masalah.

Hanya menunggu waktu, Master Dragon akan merusak keseimbangan bisnis delapan penguasa shadow economy. Namun bukan perkara mudah mengalahkan Master Dragon. Meski mengerahkan sumber daya dan kekuatan yang dimiliki, nyatanya mereka justru menelan muslihat Master Dragon. Sekecil apapun kemungkinan untuk menang dilakukan. Yang dilakukan keluarga Tong adalah menciptakan keseimbangan dunia. Lewat Bujang sebagai Tauke Besar, satu-satunya pimpinan keluarga Tong yang bukan merupakan keturunan Tong. Meski untuk proyek itu, banyak yang harus dikorbankan. 

Bahkan seluruh sumber daya yang ada akan dihabiskan untuk sebuah hasil akhir. Sampai kemudian, pertolongan tak terduga datang. Diego datang membawa kemenangan kegelapan. Sambil bernostalgia keluarga, Diego dan Bujang melumpuhkan 40 Pendekar Naga yang melindungi Master Dragon. Kepala Master Dragon tertebas.

Secara apik Tere Liye juga menyelipkan nilai-nilai Pendidikan keluarga dalam novel. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

a) Keluarga adalah segalanya, harus lebih dulu kita bela. Meskipun Bujang adalah saudara tiri Diego, tetaplah Diego berusaha mencarinya. Dan meskipun berbeda pandangan, Diego tetap membantu dan membela Bujang. Walaupun itu ada kaitannya dengan usaha pemberantasan shadow economy yang menjadi obsesi Diego. Begitulah harusnya bersaudara. Mendahulukan saudara ketimbang menuruti hasrat pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun