Mohon tunggu...
Sunu Purnama
Sunu Purnama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pria sederhana yang mencintai dunia sastra kehidupan.

mengapresiasi dunia...lewat rangkaian kata...^^

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

"Keras Lembek, Oke Kedua-duanye!", Antalogi Dongeng Anti Dablek

18 September 2021   20:50 Diperbarui: 18 September 2021   21:24 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Koleksi pribadi

" KERAS LEMBEK, OKE KEDUA-DUANYE!
Antologi Dongeng Anti Dablek."

" Tidaklah cukup memiliki lubang telinga, dan lubang mulut saja - harus ada lubang pantat juga. Pengalaman-pengalaman yang tidak berguna mesti dikeluarkan lewat lubang pantat.

Begitu juga dengan omongan orang yang menyebabkan kegalauan, jangan diambil hati keluarkan bersama kentut lewat lubang pantat.

Paham? Paham ya..."

- Anand Krishna

" Betul Romo, semuanya itu gara-gara lubang...Padahal permenku betul-betul keras. Permen si Lolo itu lembek, letoy. Bingung juga aku, kok ada yang mau lembek letoy ? Berlubang pula."

Itu sepenggal kalimat percakapan antara Bung Hola dan Romo Bola.
Sepenggal kalimat  dari Dongeng Anti Dablek yang tentu akan menggelitik pikiran dan imajinasi kita tentang berbagai hal.
Inilah salah satu kemampuan dari penulis buku ini membuat penasaran sidang pembaca untuk mengulik lebih jauh lagi. 

Anand Krishna sekali lagi melahirkan sebuah buku baru yang sangat menarik bahkan dimulai dari judul dan sampul bukunya.
Masih dengan tokoh imajinasinya yang bisa berubah-ubah bentuk dan usia Hola, Beliau mendongengkan banyak cerita kepada sidang pembaca. Ada sekitar 27 cerita yang disajikan dengan berbagai cara dan rasa yang berbeda. Sidang  pembaca yang budiman tentu saja akan menangkap makna dan arti secara subjektif sekali Dan itu semua tergantung dari kesadaran masing-masing.


Ada dongeng  " Penyelamat dan Pembunuh", "Mimpi Besar", " Cerita Gila Orang Gila", " Kawin karena Anjing", " Sesajen : Takhayul atau...? " dan lain sebagainya.

Hal yang menarik juga dari buku ini, kenapa penulis buku memilih kosakata " Dablek " yang berasal dari bahasa Jawa, dimana penulis sendiri yang merupakan putra kelahiran Solo meskipun merupakan keturunan India, sejak kecilnya telah bergaul dan akrab juga dengan bahasa Jawa yang dipelajarinya dari seorang guru wanita Jawa yang bekerja bersama orang tua beliau yang membuka toko di daerah Coyudan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun