Mohon tunggu...
Sunu Purnama
Sunu Purnama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pria sederhana yang mencintai dunia sastra kehidupan.

mengapresiasi dunia...lewat rangkaian kata...^^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapresiasi Perbedaan

10 Juni 2019   21:24 Diperbarui: 10 Juni 2019   21:25 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapresiasi Perbedaan

Inilah yang menjadi ciri khas perayaan Samskriti Sindhu. Dihadiri berbagai kalangan dari berbagai suku, agama maupun profesi, perayaan ini selalu memancarkan aura kebersamaan serta kedekatan sebagai satu kesatuan dalam kemanusiaan.

Sebuah perayaan yang merupakan aplikasi nyata dari nilai-nilai Pancasila yang kita junjung tinggi. Sunda, Cina, Jawa, Batak, Bali dan lainnya lebur dalam merayakan kebersamaan yang indah. 

Dalam perayaan inilah perbedaan menjadi sebuah warna keindahan tersendiri. Bagi hati yang terbuka, maka keindahan Gusti serta kebesaranNya menjadi sebuah gambaran yg tampak nyata.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Perayaan Warga Bumi Samskriti Sindhu pada hari Sabtu, 8 Juni 2019 di One Earth Retreat, Ciawi - Bogor - Jawa Barat. Dihadiri oleh lebih dari 160 peserta dari berbagai umur, latar belakang pendidikan dan profesi.

Dari beberapa testimoni peserta, mereka merasakan bahwa di tempat inilah mereka baru pertama kali menemukan, dimana filosofi Bhinneka Tunggal Ika diterapkan. Dimana perbedaan menjadi warna warni untuk merayakan kehidupan, bukan untuk memecah belah.

Samskriti Sindhu adalah Pesta Budaya Warga Bumi yang diadakan secara rutin setiap 1 (satu) atau 2(dua) bulan sekali. Menampilkan berbagai tarian, nyanyian, permainan, edukasi dan pencerahan dari suatu peradaban besar yang dikenal dengan berbagai sebutan Sindhu, Shin-tu, Hindu, Hindia, Indies, Indo.

Peradaban Sindhu ini pada sekitar 8.000 tahun yang lalu merupakan suatu daratan yang sangat besar, membentang dari sebagian negara modern Iran, Afghanistan, Pakistan, India, Bangladesh, Bhutan, Nepal, Tibet, negara-negara di Asia Tenggara, termasuk kepulauan kita (nusantara) hingga perbatasan Australia.

Kita semua mewarisi akar budaya yang sama, peradaban yang sama, filsafat hidup atau Dharma yang sama yang bersifat Sanatana, Sama, Langgeng, Abadi.

Jadi istilah Hindu pada saat itu tidak mengacu kepada agama tertentu, tetapi mengacu kepada peradaban besar. Bapak Anand Krishna menggali berbagai bukti dan sejarah sampai 8.000 bahkan 12.000 tahun untuk memahami nilai-nilai luhur dari pendahulu-pendahulu kita. Bahkan sampai dibuatkan buku oleh beliau yang berjudul "Samskriti Sindhu" (Klik https://goo.gl/sJi46i ) yang membahas detil dan lengkap tentang hal ini.

Pesta ini bukan pesta biasa, tetapi sebagai sarana memahami dan kembali pada akar budaya bahwa kita semua berasal dari satu peradaban yang sama., kita adalah warga bumi, kita adalah umat manusia. Walaupun kita terlihat berbeda, tetapi esensinya satu, akarnya satu. Sehingga kita mampu menjalani hidup sebagai Warga Bumi yang hidupnya adalah madah indah pelayanan dan pengabdian terhadap bukan saja sesama umat manusia, tetapi sesama makhluk, sesama wujud-wujud kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun