" Persembahan penuh kasih,penuh devosi seorang panembah...entah itu berupa sehelai daun,sekuntum bunga, buah, atau sekedar air. Niscayalah Ku-terima dengan kasih pula."
~ Bhagawad Gita
( Percakapan Kesembilan, Sloka ke - 26)
Hidup yang diisi dengan semangat persembahan menjadi lebih berarti dan mempunyai makna.Â
Kenapa begitu?!Â
Demikian alam yang sejati telah mengajarkan kepada kita sifat untuk selalu berbagi dan mengasihi dengan tulus dan tanpa pamrih. Semangat SembahYang. Matahari memberi sinar. Bumi memberi kehidupan sehingga dari kandungannya tumbuh berbagai pohon dan sayuran. Air yang mengalir menyegarkan dan memberi penghidupan tanpa pamrih.Â
Semangat persembahan dari dahulu sampai sekarang senantiasa memenuhi sendi-sendi kehidupan manusia sejak zaman Adam dan Hawa.Â
Perbedaan jenis persembahan merupakan sebuah gerak maju pemikiran manusia. Gerak evolusi yang terus berkembang, maju.
Kalau dahulu pengurbanan manusia bisa dianggap biasa maka saat ini mengurbankan manusia dianggap tindakan primif, ketinggalan zaman.Â
Setiap nabi, avatar dan para suci datang untuk senantiasa mengingatkan kepada kita tentang keluhuran semangat persembahan dan selalu memperbaharuinya sesuai dengan sifat alami manusia itu sendiri. Bahkan seni persembahan dengan niat tulus berupa hewan kurban pun sudah dianggap tidak tepat lagi di abad kemajuan ini.Â