Mohon tunggu...
LCN Dua Tujuh Delapan
LCN Dua Tujuh Delapan Mohon Tunggu... Editor - Editor yang haus pengetahuan

Soar to the sun crossing the sea

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lautan Indonesia sebagai "Harta Karun" Energi Terbarukan Dunia

16 Januari 2022   04:53 Diperbarui: 16 Januari 2022   06:03 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Sumber Energi dari Kelautan , source: https://www.energiesdelamer.eu

Emas Biru itu ada di peraian Indonesia. Sebagai negara maritim yang memiliki visi Indonesia Poros Maritim Dunia dan memiliki potensi SDA terbarukan, Indonesia bisa menjadi inspirator sumber energi terbarukan dunia (Renewable Energy).

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki garis pantai terpanjang nomor dua di dunia sepanjang 108.000 kilometer, Indonesia memiliki potensi unggulan dan dikaruniai kekayaan sumberdaya alam kelautan yang berlimpah (sumber: sambutan secara virtual Menko Marves dalam Puncak Peringatan Hari Nusantara ke-63 Tahun 2020 dari Jakarta, Minggu (13/12/2020).

Jika dunia mulai memikirkan sumber energi pengganti fosil dan batubara,maka Indonesia sudah memiliki jawaban tentang sumber energi terbarukan, yaitu 'arus ombak lautan Indonesia'.

Saat ini, mungkin semua masih menganggap energi listrik terbesar diproduksi melalui PLTU atau PLTD. Namun, ternyata ada salah satu konsep yang saat ini mulai dikembangkan dan mampu menghasilkab energi listrik yang besar serta sangat ramah lingkungan (Zero Carbon), tehnik tersebut dikenal dengan sebutan 'l'hydrolienne et l'usine marmotrice'.

Teknologi ini mampu menghasilkan sekitar 240 Mega Watt , dimana masing-masing grup instalasi terdiri dari 24 unit generator yang mampu memproduksi sekitar 10 Mega Watt per mesin generatornya (jumlah ini mampu untuk memenuhi kebutuhan listrik sekitar 225.000 penduduk selama satu tahun. Jika penduduk Indonesia sejumlah 250 juta jiwa, maka dibutuhkan sekitar 1100 motor generator untuk memenuhi kebutuhan listrik selama setahun.

Tentu saja, harapannya dengan adanya pengembangan serta riset secara terus menerus, masalah biaya pembangunan instalasi, biaya perawatan operasional teknologi ini akan bisa terus ditekan dan semakin efisien. 

Pengembangan teknologi sumber energi ini bukan hanya masalah efisiensi dari biaya produksi, tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah nilai etik dari aksi nyata untuk menyelamatkan bumi. Indonesia harus memulai meneliti, menganilisis, berinvestasi dan selanjutnya mengembangkan untuk keperluan industri sumber energi terbarukan ini.

Disadari atau tidak, apabila kita tetap bergantung dari sumber energi hasil pembakaran tambang fosil/ batubara, maka percepatan kerusakan alam akibat pemanasan global, polutan emisi gas CO2 dan CO yang berlebih akibat pembakaran proses produksi, akan memperpendek harapan hidup suatu wilayah karena lingkungan yang semakin tercemar. 

Terlebih , sumber dari pertambangan batubara dan fosil tersebut akan memberikan dampak kerusakan lingkungan bersifat permanen pasca eksploitasi serta bersifat habis (tidak terbarukan). Ditambah, saat ini kita sedang dilanda krisis pemenuhan kebutuhan pasokan batubara untuk kebutuhan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Batubara).

Sesuai dengan semangat presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) perubahan iklim Conference of the Parties ke-26 atau COP 26 yang dilangsungkan di Glasglow, Skotlandia, akhir Oktober 2021 lalu. Yang salah satunya adalah 'Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi net zero emission dunia'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun