Mohon tunggu...
LCN Dua Tujuh Delapan
LCN Dua Tujuh Delapan Mohon Tunggu... Editor - Editor yang haus pengetahuan

Soar to the sun crossing the sea

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pengabdian Terbaik Ksatria Sejati "Pedang-Jangkar-Perisai" NKRI

5 Oktober 2021   08:07 Diperbarui: 5 Oktober 2021   08:11 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

"Aneh! Negara Zonder Tentara!" (Letjen TNI Oerip Soemoharjo,1945).

"Zonder dalam bahasa Belanda berarti tanpa". Sebagai bentuk rasa tanggap pemerintah RI yang baru memproklamirkan diri, maka pada tanggal 5 Oktober 1945 diumumkan pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan cikal bakal TNI.

1.Sejarah Terbentuknya TNI.

Sebagai garda terdepan dan perisai bangsa terdepan semenjak NKRI diplokamirkan, peran TNI sebagai penjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah yang melindungi segenap bangsa dan negara Indonesia, bersama elemen bangsa lainnya dalam upaya menjaga, mengisi, mewujudkan cita-cita kemerdekaan selalu mendapat apresiasi dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. 

Pembentukan TNI tidak bisa lepas dari pembentukan organisasi BKR. BKR merupakan Badan Penolong Keluarga Korban Perang yang didirikan di Jakarta dengan tugas awal adalah menjamin ketentraman umum. Tugas lain badan ini adalah melaksanakan pemeliharaan keamanan bersama rakyat. 

Dalam Buku Perlindungan Penduduk Sipil Dalam Perlawanan Rakyat Semesta (1992), karya F. Sugeng Istanto mengisahkan bahwa  institusi ini dibentuk pada tanggal 22 Agustus 1945 dalam sidang PPKI dan diresmikan secara resmi tanggal 23 Agustus 1945 oleh Presiden Sukarno. 

Salah satu pemimpin BKR memberikan saran kepada Presiden, untuk menjaga kedaulatan negara seluas dan sebesar Indonesia tidaklah cukup hanya dengan pembentukan Badan Keamanan. 

Sehingga pada tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah meresmikan TKR dengan menunjuk Panglima Besar Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar dan Letjen Oerip Soemoharjo sebagai Kepala Staf Umum. Institusi TKR inilah yang menjadi embrio dari TNI yang kita banggakan hingga saat ini.

2. Tugas Yang Berhasil Dihadapi.

Tantangan dan tugas utama yang harus ditunaikan adalah menjaga kemerdekaan negeri yang baru diplokamirkan dari invasi bangsa asing. Perwujudannya adalah dengan melaksanakan perlawanan militer terhadap kedatangan pasukan Sekutu yang diboncengi oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA) Belanda (15 September 1945), Agresi Militer Belanda I (1947), Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948) dan Operasi Militer Trikora (1961) dan Dwikora (1964). 

Ancaman pemberontakan dalam negeri yang mengancam eksistensi NKRI juga telah berhasil dipadamkan. Diantaranya adalah pemberontakan PKI Madiun (1948), DI/TII (1949), Pemberontakan APRA Jawa Barat pimpinan Westerling (1950), Pemberontakan Andi Azis (1950), Berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS/1950), Pemberontakan PRRI/ Permesta (1958), dan Gerakan 30 September 1965/PKI. 

Selain dari pemberontakan di atas, tugas-tugas yang berhubungan dengan mewujudkan kestabilan keamanan dan pemulihan ketertiban umum dalam rangka mewujudkan integrasi dan tetap utuhnya NKRI juga telah berhasil ditunaikan. Diantaranya adalah pengamanan jejak pendapat Timor Timur, penanganan pemulihan keamanan pasca kerusuhan Ambon, serta operasi pemulihan keamanan di Aceh dan Papua.

Untuk misi-misi perdamaian Internasional, institusi TNI telah berhasil mengharumkan nama baik Indonesia di kancah internasional. Karena hingga saat ini pasukan perdamaian dalam Kontingen Garuda yang tergabung untuk misi PBB, telah berhasil menorehkan tinta emas sejaka pengiriman pertama hingga dekade sekarang. Kontingen Garuda I dikirim pada tanggal 8 Januari 1957 di Mesir, hingga kontingen Garuda XXXII untuk misi UNIFIL Libanon. 

Menurut Kemenlu, Indonesia telah berprestasi dengan menjadi kontributor terbesar ke-10 pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB dari 124 negara penyumbang pasukan. Kontribusi pasukan perdamaian Indonesia ke Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan wujud pelaksanaan mandat Konstitusi yang mengamanatkan Indonesia untuk "ikut melaksanakan ketertiban dunia." Pengiriman pasukan perdamaian PBB juga merupakan instrumen pencapaian politik luar negeri sekaligus sebagai sarana peningkatan kapasitas dan profesionalisme personel TNI.

3.Tantangan Masa Kini dan Nanti.

TNI dalam hal ini salah satu Organisasi Militer yang akan melibatkan seluruh kemampuannya dalam seluruh bidang untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI dari multi ancaman. Peran TNI dalam Misi Militer Perang  (OMP) dan Selain Perang (OMSP) saat ini sangat dirasakan kehadiran dan darma baktinya. Mengingat ancaman 5-20 tahun kedepan bentuk ancaman yang tidak terlihat (asimetris) dan bersifat proxy war dan hybrid war yang akan menghancurkan suatu negara. 

Untuk itu TNI ke depan harus adaptif dan memiliki kemampuan multi role yang dihadapkan dengan kemajuan teknologi peperangan dan adanya pergeseran bentuk konflik dari hard war ke soft war serta evolusi perang modern. 

Ditambah dengan naiknya eskalasi di kawasan karena adanya pembentukan pakta pertahanan dan perlombaan uji coba senjata oleh negara-negara yang berkonflik, menuntut kesiap siagaan serta pembangunan kekuatan yang seksama dan paripurna. 

Sehingga diharapkan TNI bersama elemen dan institusi bangsa lainnya mampu menaklukan semua ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan dan stabilitas keamanan Nasional baik yang berasal dari luar atau dari dalam negeri.

Untuk misi non perang yang meliputi penegakan pengamanan yuridiksi wilayah sesuai hukum internasional dan nasional Indonesia, penanggulangan bencana alam seperti tsunami Aceh, misi Search and Rescue (SAR) mendukung operasional Basarnas, pemadaman karhutla serta penanganan pandemik internasional Covid-19, secara totalitas seluruh prajurit TNI telah bertindak aktif berupaya untuk mewujudkan percepatan penanganan untuk mewujudkan pertumbuhan nasional, sesuai dengan semboyan Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh. 

Ditambah dengan adanya isu lingkungan global yang berpengaruh terhadap kebijakan strategis negara, yaitu climate change dan global warming, tentu akan memberikan tuntutan yang lebih terhadap kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, sebagai tentara rakyat, tentara pejuang,  tentara nasional, dan tentara profesional seluruh prajurit TNI akan tetap berjuang dan bersatu bersama seluruh komponen bangsa lainnya dalam upaya menghadapi segala macam ancaman serta tantangan di masa kini dan akan datang yang semakin kompleks. 

TNI adalah institusi yang lahir, timbul dan berjaya bersama dengan rakyat Indonesia. Sampai kapanpun selama NKRI berdiri, maka seluruh prajurit kesatria bangsa negara akan tetap terus maju pantang mundur menghadapi rintangan yang mengganggu kedaulatan dan pertumbuhan kemajuan negara. Dengan tetap "Bersatu, Berjuang, dan Kita Pasti Menang". Dirgahayu TNI-ku, Tumbuh dan Tangguh Negara Indonesia Tercinta-ku. (N-278)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun