Mohon tunggu...
Fridolin VrosansenBorolla
Fridolin VrosansenBorolla Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar & Peneliti

Tidak ada yang tak mungkin melainkan mungkin bagi segala sesuatu dalam kerja keras.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tepatkah Peribadatan Ditiadakan di Gereja karena Satu Alasan "Covid-19"?

23 Maret 2020   10:03 Diperbarui: 23 Maret 2020   10:11 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sadari bahwa virus corona ini merupakan ancaman secara pandemic artinya virus corona tidak lagi menginfeksi umat manusia pada satu wilayah tertentu (endemic) melainkan telah menginfeksi umat manusia secara global. Hal ini disampaikan oleh Badan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Lantas apakah kita sebagai umat Kristen harus kuatir? Takut? Hilang harapan? Terhadap ancaman virus corona. Tentu jawabannya beragam karena setiap kita memiliki pandangan masing-masing. Tapi ijinkan saya (sebagai umat Kristen) jika anda sepakat dengan saya kita memberi jawaban "kita TIDAK takut terhadap ancaman viru corona." Lantas apa yang mendasari jawaban kita itu? Hal inilah yang menarik untuk dibahas.

Mari kita bicara dari perspektif sebagai umat Kristen yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Yesus berfirman "Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka" (Matius 18:20). Jika Allah hadir di antara umatNya yang berkumpul maka tentu tempat itu menjadi suci dan kudus. Lalu, apakah virus corona itu dapat menyatu dengan tempat yang suci dan kudus? Sepakat kita katakan TIDAK. Selanjutnya, di manakah orang dapat berkumpul dalam nama Allah? Lazimnya Gereja menjadi tempat berkumpulnya orang-orang percaya. Di Gereja Hamba-hamba Allah akan mengajarkan umatnya agar teguh dalam iman terhadap Yesus Kristus. Seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 18:4 "Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani"  maka jelaslah bahwa Gereja menjadi tempat dimana kita sebagai umat menerima pengajaran tentang kebenaran Allah sehingga kita menjadi kuat dalam menghadapi segala persoalan di dunia ini termasuk yang saya maksudkan yaitu virus corona.

Jika saat ini telah marak diberitakan rumah-rumah ibadat ditutup dalam kurun waktu tertentu karena satu alasan mewabahnya virus corona maka kemana lagi kami umat akan menerima penguatan secara iman dalam menghadapi masalah ini? Perlu diingat bahwa tidak semua umat bisa menguatkan iman mereka sendiri. Mereka membutuhkan siraman rohani di Gereja.

Saat ini merupakan saat yang tepat bagi kita untuk saling mengingatkan dalam semangat mendeklarasikan iman kita tentang kekudusan dan kekuasaan Allah yang mampu menyelematkan umatnya dalam segala persoalan hidup sebab ada tertulis "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat" (Lukas 7:50).

Mari, kita (sebagai umat) katakan kepada para Hamba Allah jangan takut sebab Allah beserta kita. Jika kita mengimani Yesus maka sesungguhnya berkumpul dan berdoa di dalam KabahNya yang kudus tentu kita akan terhindar dari segala penyakit dan kuasa maut. Kita dorong Hamba-hamba Allah untuk kembali membuka pintu rumah Allah untuk kita mendengar Firman Allah dan beribadah kepadaNya.

Ingat, iman tidak melunturkan hikmat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun