Mohon tunggu...
Sundari Yanto
Sundari Yanto Mohon Tunggu... -

Saya berpikir dan kemudian menulis, tulisan saya memang belum baik diakui, saya kerja diswasta, sekolah di madiun lahir di makasar sampai SD

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hukuman Publik terhadap Akrobat Politik Tidak Lucu (2)

5 Oktober 2012   03:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:14 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Mengetahui tekanan Publik dan tokoh mayarakat serta tokoh-tokoh lainnya secara langsung dan terbuka menolak pelemahan KPK dan dukungan pada KPK. Polisi kembali bermain akrobat yang biasa dilakukan oleh mereka yaitu silat lidah. Penolakan beberapa fraksi Porpol di media massa secara tegas dan heroik untuk mendukung KPK dan menolak pelemahan KPK, ada yang mengatakan kami ini satu satunya fraksi Parpol yang menolak pembahasan draff RUU KPK.

Kembali rakyat tertawa, bukan senang tapi geli dengan akrobat mereka. Publik sangat paham siapa Yani(fraksi PPP), Fahri Hamzah(PKS), Syarifudin Suddding(Hanura), Aziz Syamsudin(Golkar), Bambang (golkar), Catur (PAN). Masyarakat mengerti peranan mereka di Komisi III, walaupun mereka sekarang membantah dengan nyaring bahwa kami, kami dan kami yang menolak  satu satunya tapi masyarakat sudah terpatri bahwa DPR merupakan instrument utama pelemahan KPK.

Begitu juga dengan HNW kapan beliau menjadi ketua Fraksi PKS, mengertiikah kalau draff ini sebenarnya sudah masuk Baleg bulan Juli 2012, sedangkan yang bersangkutan menajdi ketua Fraksi bulan September 2012, tiba-tiba mengatakan kami satu-satunya. Masih ingatkan pernyataan Yullianis didepan sidang sebagai saksi dan dibawah sumpah mengatakan keterlibatan Aziz Samsudin (golkar).

Jadi wajar mereka semua ada Interest terhadap pelemahan KPK, tidak lucu memang namun perlu untuk Publik mengerti bahwa otoritas dan eksekutor Politik ada pada rakyat. Hak sepenuhnya pada pemilik suara, mereka ini hanya kebetulan dipilih oleh rakyat tapi mengetahui langkah akrobatnya saat ini tentu ada keputusan juga pada masyarakat kita tunggu semua 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun