Mohon tunggu...
Sunarto Aloysius
Sunarto Aloysius Mohon Tunggu... Petani - belajar membaca dan menulis

lama menyelam dan ingin mendarat lagi...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keluarga Thomas Tubiran dan Anastasia Tuyem

9 November 2017   09:55 Diperbarui: 9 November 2017   10:23 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya lahir di dunia ini sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara dan hanya memiliki satu kakak perempuan saja. Sebagai anak terakhir, bukan berarti harus dirumah menjaga orangtua dan berpangku tangan mengharapkan pemberian dari orangtua dan kakak-kakak saya. Justru dari sinilah keinginan dan tekat yang bulat muncul dalam diri saya untuk dapat hidup mandiri dan dewasa.

Saya diberi nama Sunarto oleh kedua orangtua saya, nama yang simpel namun penuh makna. Teman-taman, orang tua, dan saudara memanggil dengan sebutan yang berbeda-beda keluarga panggil saya Lui dari nama babtis saya Aloysius dan teman --teman ada yang panggil Ote, Juned dan yang terbaru adalah Baret. Di sekolah saya terkenal dengan panggilan pak Narto karena saya sebagai guru pembimbing. Saya lahir di daerah Sumatera Selatan tepatnya di desa Sukaraja kecamatan Buay Madang kabupaten OKU Timur. Saya tinggal di lingkungan orang jawa karena daerah tempat saya tinggal banyak orang transmigran dari jawa yang dirintis oleh ayah saya yang merupakan sesepuh di daerah kami tinggal.

Pendidikan atau kegiatan akademis saya dimulai dari umur 4 tahun  pada tahun 1996 di Taman Kanak Sang Timur Bandarjaya, namun hanya satu tahun saja, ditahun 1997 hingga tahun 2003 saya mengenyam pendidikan di sekolah dasar Negeri 1 Sukaraja dan melanjutakan ke sekolah menengah hingga tahun 2009 di SMP-SMA Pangudi Luhur Sukaraja. Pada tahun 2009 saya aktif sebagai mahasiswa  Universitas Sanata Dharma program studi Bimbingan dan Konseling. Kini menjadi guru Bimbingan dan Konseling di SMP Santo Yosef  Lahat.

Banyak pelajaran yang saya terima dari keluarga saya, disinilah cita-cita saya tumbuh dan membangun semangat hidup dalam diri saya. Lahir dari keluarga petani, saya di besarkan dengan penuh kesederhanaan. Bersikap santun, jujur, mandiri dan disiplin selalu diterapkan dalam keluarga saya dan banyak hal yang membantu tumbuh kembang diri saya dan hal-hal itulah yang membentuk karakter kepribadian saya.

Walaupun keluarga kami dari kalangan petani, kedua orangtua saya begitu peduli dengan pendidikan. Dahulu  Ayah dan Ibu saya tidak bisa mengenyam pendidikan hingga jenjeng yang tinggi hanya lulusan SD atau dulu disebut sekolah rakyat, karena waktu itu Indonesia baru merdeka, sehingga kedua orangtua saya memperjungkan anak-anaknya untuk bisa menikmati pendidikan hingga perguruan tinggi dan memfasilitasi kami anak-anaknya dengan sangat memuaskan.

Dengan bangganya kedua orangtua saya atas pencapaiannya yang telah sukses mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya,  ibu saya bernama Anastasia Tuyem dan bapak saya bernama Thomas Tubiran. Saya memiliki enam kakak, yang  bernama Antonius Sukirno sebagai guru Religiositas, Amatus Sukadi sebagi Pastor/imam, Agustinus Sukamdi sebagai guru IPS, Albertus Suharno sebagai pegawai negeri, Ambrosius Suprapto sebagai karyawan dan Antonia Susilowati sebagai pemilik usaha perikanan yang semuanya sudah menyandang gelar akademik dari perguruan tinggi/akademi dan telah mengabdikan dirinya kepada masyarakat.

Sebagai keluarga Katolik dan dengan cinta kasih Tuhan, kakak saya yang kedua yang bernama Pastor Amatus Sukadi SCJ mendapat panggilan perutusan dari Tuhan untuk menjadi Pastor yang menerima sakramen Imamat pada 12 Oktober 2000 didalam Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus (SCJ). Begitu sempurna dan begitu besar dengan apa yang Tuhan berikan kepada keluarga kami.

Hidup di tengah masayarakat yang menghargai perbedaan agama, suku dan ras membuat jati diri saya semakin terbentuk, semakin matang dan mantap untuk hidup yang lebih humanis. Hingga saya menikah dengan Fransiska Rahardini pada tanggal 2 April 2016, dia seorang karyawan tata usaha di sekolah. Saya memiliki 9 keponakan dari pernikahan kakak --kakak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun