catatan ini adalah sebuah perjalanan  pertemuanku dengan Mbah Mur alias Mbah  Rebin karangwotan Lantunan azan  di masjid sebelah  bertalu-talu dia membunyikan bedug dan adzan dengan suara yang Parau masjid menghadap ke utara tidak lagi ke timur Karena aku tidak tahu arah orang penting di sembarang tempat tanpa malu aku hidup di pengasingan penyakit lama aku kumat ya itu prostat bergairah untuk duit akeh duite gawe nengok keseleo'kokok atau leng leng tikus  tikus mati kelaparan di matikan petani petani nggak jadi panen padi semua tanaman hancur dan tidak tumbuhdan panen lagi. pada waktunya kucing kucing pun melibas ayamayam di jalan dan menerabas  kerikil tajam berhamburan dibentuk oleh lelaki yang bergegas pergi pergi menanti Sejak pagi sesuap nasi para kadet gaji sedikit baju nya cuman kambing cukup untuk sambal goreng anak-anak kelaparan karena jatah beras telah panggilan ini masih jelas allahuakbar allahuakbar begitulah Sori Mbah Mur suara m,bah mur meraung raung mesra  setiap pagi  Buta di depan hidung di atas hidung ada kepala kepalanya ada hutan belantara rumah terpencil  di timbunan lumpur-Lumpur  Langit  kali  ,pallet pallet menyempit menunjukkan banyak kotoran dan Sara tanda berhentinya pembangunan di alam arah jalan arah jerat pabrik-pabrik ditutup semua dibakar oleh para badut buruh buruh berdemonstrasi barang-barang dibuang ke parit kebutuhan hilang dari pasaran semua harga naik penambah penambang emas lokal di Kejar polisi  Kesel sebagai orang buangan dab  orang-orang kelaparan .
di pertokoan dan pinggir jalan di pasar- pasar sepi perdagangan tidak berjalan semuanya macet bukan karena korona mesin mesin dompeng disembunyikan di semak belukar alat yang dipakai untuk Mendulang emas dibawa lari setidaknya membuat mereka dapat bekerja dengan baik menghasilkan makanan untuk yang di rumah dengan modal tekad mencari rupiah membawa tenaga yang utuh membawa nasi bungkus dari rumah untuk bekal bekerja untuk beberapa hari bagi para pekerja pekerjaan terbengkalai dan tak pernah tahu kapan mereka selesai bangun bekerja lagi bekerja lagi lalu bangun.
Harga-harga  sembako naik lagi pemilu diselenggarakan lagi partai-partai bergentayangan mempromosikan kaki dan Gigi menarik batang kayu yang dipimpin para suteki meneriakkan tambahan tenaga untuk menarik kayu ulin goreng persediaan di kerajaan habis di bagian lain kedengaran suara gergaji serkel menghentak-hentak mendesis karena knalpot lepas membuat bekerja seperti Bang Budi kanggo Pakdhe ngilu sampai ke gigi sesudah beberapa titik gradien dari balik kotoran batang kayu merajuk Ketika kayu dibelah suara mesin mendera mendera makanan gergaji kayu adalah kotoran bukan emas perak timah dan besi itulah langkah sebab para pengusaha kayu berkongsi dan langkahnya bakau dan kayu kayu gergajian sejak presiden ke Depok Itu memimpin Negeri sehingga kayu diganti dengan pohon  pisang begitu para petani menangis
Akhirnya menanam pohon ketela pekerjaan itu ada di bagian tengah plus ada yang tidur ada yang ngechat ada yang mengamplas ternyata diketahui warna coklat itu tidak dibuat dari chat tetapi dari tanah liat lalu dicampur semacam gedebok pisang berbagai ramuan oles dan semacam menurut resep rahasia para pembuat perkakas itu lah jadinya kayu di sulap selanjutnya diproses dengan plitur menjadi mengkilap barang baru diedarkan dengan gerobak-gerobak ke daerah lain ada juga yang ditampung di toko-toko Pecinan yaitu yang berupa Plato atau Nissan ditumpangkan di atas orang Tionghoa seperti biasa dan Chino hitam selalu saja kalau berada sesama pedagang kaki lima dua orang Cina saja tidak cukup untuk membuat dunia ribut mereka harus saling bekerja sama dan mengajak mengajak orang Jawa orang Jawa.( novel)