Mohon tunggu...
masunardi
masunardi Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen

hanya dosen jelata...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Secara Resmi, Pelajaran Pacaran Diajarkan di Kelas XI (di Kurikulum 2013)

9 Oktober 2014   09:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:46 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ada banyak hal yang menarik dan kontroversial dari kurikulum 2013.Satu hal tambahan yang juga menarik untuk diperhatikan, ada klaim pendidikan karakter yang menurut saya agak lucu dan rancu di kurikulum terbaru ini, mata pelajaran “pacaran “ yang secara resmi diajarkan di sekolah tepatnya kelas XI dalam pelajaran Pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan.

Pacaran adalah aktivitas yang tidak resmi, yang seharusnya tidak dikenalkan secara resmi di sekolah, namun dalam buku pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan karangan Sumaryoto dan Soni Nopembri yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Pendidikan dan Kebudayaan dan bisa diunduh langsungversi elektroniknya di http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/buku/details/20142407133408/downloaddibahas secara lengkap.Dalam sub bab Pencegahan sex bebas mulai halaman 127 dalam buku tersebut diuraikan tentang bagaimana mencegah seks bebas termasuk bagaimana pacaran yang sehat dalam artian tanpa seks bebas.

1412797538998164493
1412797538998164493

Dalam buku ini aktifitas “pacaran” seolah dianggapsuatu hal yang pasti terjadi di kelas XI, sehingga bahasannya adalah tentang menggapai cita-cita tanpa seks bebas, pembahasan yang hanya terbatas pada aktivitas seks selama pacaran dan tidak membahas aspek psikologis tentang hati dan konsentrasi yang mungkin berubah karena pacaran.Bisa dibayangkan, secara umum anak kelas XI, sekitar 17 tahun adalah usia yang masih sangat labil.Jangan-jangan ketika nanti di kelas ketika membahas bab ini,bagi siswa yang saat itu belum atautidak punya pacar maka akan dianggap ketinggalan dan menjadi bahan tertawaan secara resmi.Bisa jadi ada asumsi seperti halnya di babyang lain di pelajaran yang sama, pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan maka ketika membahassepak bola akan selalu diikuti praktek sepakbola, minimal tahu rasanya menendang bola.

Pelajaran tentang pencegahan seks bebas memang penting, tetapi asumsi bahwa pacaran adalah aktifitas resmi seperti yang secara eksplisit tertulis dalam buku ini adalah kurang tepat.Anak kelas XI adalah remaja yang penuh rasa ingin tahu dan sering kali ingin mencoba hal yang sebetulnya dilarang.Apalagi ada penyebutan “pacar” sebagai “pasangan” seperti yang ada pada halaman 128 meski disertai dengan rambu-rambu bagaimana pacaran yang sehat seperti dibahas pada halaman tersebut.Seharusnya, pembahasan bab Dampak Seks Bebas dalam buku itu tidak perlu penekanan khusus tentang istilah pacaran, karena usia kelas XI seharusnya anak kita masih fokus mengejar prestasi tanpa perlu anjuran pacaran secara resmi.Jangan jadikan anakyang belum pacaran (sehat) menjadi penasaran dan “minder” karena saat itu belum tahu rasanya punya pacar.Pacaran bukan hanya tentang bagaimana menghindari seks bebas, tetapi lebih dari itu akan berdampak sistemik bagi prestasi.Apalagi bagi agama tertentu, istilah pacaran masih menjadi perdebatan dan bahkan ada yang mengharamkan.Apalagi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jelas sekali makna berpacaran adalah berkasih-kasihan atau bercintaan dengan lawan jenis.Atau mungkin ini yang dimaksud pendidikan karakter?

14127975751149978328
14127975751149978328

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun