Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Crazyconomics: Ke Mana Para Koruptor Bersembunyi?

6 Mei 2025   11:35 Diperbarui: 6 Mei 2025   11:35 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Supriyanto/SPY/kompas.id)

Pada Sabtu 31 Agustus 2024, dua bulan sebelum Prabowo Subianto resmi dilantik menjadi Presiden Indonesia, dalam suatu acara penutupan rapat pimpinan nasional Partai Gerindra,  ia memaklumat tentang anggaran khusus pemberantasan dan pengejaran koruptor, katanya:

"Mungkin saya akan cek kembali anggaran. Saya akan sisihkan anggaran khusus untuk pemberantasan dan pengejaran koruptor-koruptor itu. Kalaupun dia (koruptor) lari ke Antartika, aku kirim pasukan khusus untuk nyari mereka di Antartika. Semua indikator menunjukkan kita di ambang kebangkitan yang luar biasa. Kuncinya kita harus  kurangi korupsi. Kalau bisa, kita habisi korupsi dalam waktu singkat, minimal kita tekan. Kurangi, kurangi dan kurangi. Kita tidak akan kompromi dengan korupsi".

Demikian maklumat Prabowo Subianto untuk para koruptor, yang terdengar antusias dan sekaligus ingin menunjukkan bahwa di masa kekuasaannya, korupsi adalah agenda utama yang akan segera digarap untuk membuktikan dan memuluskan jalan bangsa Indonesia menuju kebangkitan yang luar biasa. 

Tetapi pada 18 Desember 2024, sekira dua bulan setelah resmi menjabat sebagai presiden, dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Mesir, Presiden Prabowo Subianto yang sempat mengadakan pertemuan dengan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, justru menyampaikan pengumuman yang memiliki makna kontradiksi dari maklumat sebelumnya.    

Di dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa ada kemungkinan koruptor akan dimaafkan (kompromi). Di antara potongan kalimat yang disampaikannya tentang pemberian kesempatan untuk para koruptor bertaubat, yaitu, "Hai para koruptor atau yang merasa pernah mencuri dari rakyat, kalau kau kembalikan yang kau curi, ya mungkin kita maafkan. Tapi kembalikan dong! Nanti kita beri kesempatan cara mengembalikannya, bisa diam-diam supaya nggak ketahuan".  

Kontradiksi maklumat Presiden Prabowo Subianto mengenai koruptor, antara mengejar koruptor hingga ke Antartika (keras) dan mungkin akan memaafkan (kompromi) jika uang hasil korupsi dikembalikan (lembut), membuat masyarakat heboh dan bertanya-tanya, apakah Presiden Prabowo Subianto serius ingin memberantas pelaku korupsi? Ke mana para koruptor bersembunyi? Benarkah ke Antartika? 

Dari sisi ekonomi, maklumat pengampunan yang akan diberikan Presiden Prabowo Subianto pada para koruptor yang mau mengembalikan uang hasil korupsinya dapat dimaknakan sebagai strategi insentif. Masalahnya, jika insentif yang ditawarkan tidak lebih menjamin dan menguntungkan bagi para koruptor untuk memilih mengakui dan mengembalikan hasil korupsi dibanding memilih tetap bersembunyi, tawaran itu sama sekali tidak menarik. 

Terlebih bila dengan mengakui dan mengembalikan hasil korupsi secara diam-diam, tidak ada jaminan keamanan bagi diri dan keluarga pelaku dari jerat atau sanksi hukum, sanksi sosial, kekebasan menikmati aktivitas keseharian hingga perampasan seluruh aset (kemungkinan dimiskinkan), mengapa koruptor harus memilih bertaubat?     

Sebaliknya, tantangan yang diumumkan kepada para koruptor oleh Presiden Prabowo Subianto untuk bertaubat dengan cara mengembalikan uang hasil korupsi secara diam-diam dapat disebut sebagai bagian dari kecenderungan menerapkan strategi hukum undercover. 

Sebuah strategi yang memiliki konsekuensi merahasiakan atau menutup identitas pelaku koruptor yang melakukan pengakuan dan pengembalian hasil korupsi dengan kemungkinan proses peradilan tertutup. Suatu proses hukum yang patut diduga tidak akan memberikan keputusan vonis maksimal yang berkeadilan. Komitmen besar dan kontradiksi pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto ternyata dinilai tidak berhenti di sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun