Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Oknum Polisi, Aksi Premanisme dari Balik Seragam, Mengapa Meningkat?

25 Maret 2025   14:07 Diperbarui: 25 Maret 2025   14:07 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Didie/Kompas.id)

Aksi premanisme yang baru-baru ini meresahkan para pelaku industri akibat permintaan THR (Tunjangan Hari Raya) atau sembako ramadan yang dilakukan oleh oknum perorangan maupun kelompok tengah menjadi sorotan publik.

Tetapi aksi premanisme sejatinya tidak hanya terjadi menjelang Hari Raya dengan meminta uang THR, melainkan terjadi hampir setiap hari. 

Dengan dalih iuran keamanan, aksi meminta uang yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang dengan cara memaksa kerap terjadi di lahan-lahan basah seperti area pasar, terminal, jalanan, perkantoran, lahan parkir hingga ke destinasi wisata. Mengapa aksi premanisme terus terjadi dan sulit diberantas?

Kemiskinan, minimnya lapangan kerja, kurangnya kemauan bekerja keras, bekingan oknum, dan keberadaannya yang masih saja dibutuhkan adalah beberapa penyebab di antara penyebab lain yang membuat aksi premanisme terus terjadi dan sulit diberantas. 

Lebih jauh dari itu, ada aksi premanisme yang kuat dugaannya berkedok organisasi atau lembaga swadaya masyarakat, yang bahkan seperti mendapat dukungan negara jika boleh disebut begitu lantaran tampak ada pembiaran ketika aksi premanisme dilakukan atas nama organisasi atau lembaga swadaya masyarakat.

Selain oleh organisasi atau lembaga swadaya masyarakat, aksi premanisme kini mulai menyasar ke institusi yang justru seharusnya menjadi pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Informasi tersebut merupakan sebuah ironi yang memerlukan penanganan segera. 

Sebab jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin perilaku aksi premanisme dari balik seragam semakin menular dan menjadi perilaku yang dianggap biasa, lalu melahirkan oknum-oknum polisi yang kian banyak hingga sulit diatasi. Mengapa aksi premanisme dari balik seragam yang dilakukan oleh oknum polisi meningkat?

Sebelumnya, masyarakat dibuat terperangah oleh kasus-kasus oknum polisi bermental preman yang baru-baru ini terjadi dan mengemuka di ruang publik, yaitu antara lain:

1. Kasus pemerasan yang menimpa sejumlah penonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 oleh 35 oknum polisi. Pemerasan terjadi pada 13-15 Desember 2024 lalu. Saat itu, sejumlah penonton yang tengah menikmati alunan musik ditarik oleh sejumlah anggota polisi ke belakang. Mereka diduga mengonsumsi bahan-bahan ilegal dan akhirnya dilakukan pemeriksaan. Ujung-ujungnya, penonton ini diperas dengan alasan supaya tidak ditahan oleh polisi.

2. Pada akhir Januari 2025, mencuat kasus pemerasan yang melibatkan eks Kasat Reskrim Polres Jaksel, AKBP Bintoro, yang juga menjadi sorotan masyarakat. Diduga, Bintoro memeras pihak keluarga tersangka AN yang diduga melakukan pembunuhan. Pihak keluarga membayarkan sejumlah uang kepada Bintoro agar kasus yang tengah mereka jalani bisa dihentikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun