Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memaknai Tringa Ki Hadjar Dewantara: Ngrasa, Ngerti, Nglakoni dalam Pendidikan

8 Mei 2025   05:51 Diperbarui: 8 Mei 2025   05:51 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa Mempraktikan Pengetahuan di Masyarakat. Dokpri.

Ki Hadjar Dewantara, pelopor pendidikan nasional Indonesia, merumuskan prinsip pendidikan yang tidak lekang oleh waktu: Tringa---Ngerti, Ngrasa, Nglakoni. Ketiga konsep ini menjadi dasar pendidikan yang holistik, membentuk manusia tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan terampil dalam bertindak. Dalam konteks pendidikan modern, Tringa menjadi fondasi dalam membangun karakter dan membentuk individu yang utuh dan berdaya saing.

 

1. Ngerti: Fondasi Kognitif dalam Pembelajaran

'Ngerti' berarti memahami secara mendalam. Dalam praktik pendidikan, ini menekankan pentingnya proses pembelajaran yang tidak hanya menjejalkan informasi, tetapi mendorong siswa untuk mengerti makna dan nilai dari apa yang mereka pelajari. Ini adalah dimensi kognitif---mengasah kemampuan berpikir, menganalisis, dan mengevaluasi.

Seorang siswa yang "ngerti" tidak hanya tahu apa dan bagaimana, tetapi juga mengapa. Ia dapat memaknai pelajaran sebagai sesuatu yang relevan dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar hafalan untuk ujian. Inilah titik awal yang penting dalam pendidikan karakter.

 

2. Ngrasa: Kesadaran dan Keterhubungan Emosional

Tahapan kedua, 'Ngrasa', menyentuh aspek afektif. Ketika siswa mampu merasakan nilai dari apa yang ia pelajari, maka akan tumbuh kesadaran diri. Ia mulai menumbuhkan empati, simpati, dan penghargaan terhadap ilmu pengetahuan serta kehidupan sosial di sekitarnya.

Dalam proses ini, pendidikan bukan lagi soal kecerdasan semata, tetapi juga pembentukan hati dan nurani. Inilah yang membentuk siswa yang peka, beretika, dan memiliki motivasi internal untuk bertindak secara positif. Tanpa "ngrasa", pengetahuan akan terasa dingin dan kosong.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun