Kelihatanya banyak yang tidak sabar untuk menagih janji Anis Sandi. Bahkan, dihari pertama masuk kerja, ada yang terus menagih semua janjinya saat kampanye.
Diantara janji Anis Sandi yang kerap ditanya adalah KJP Plus, DP rumah 0 %, OK OC, hingga masalah reklamasi.
Tidak ada yang salah dengan menagih janji - janji itu. Ini tentu alarm bagi Anis Sandi bahwa, semua yang dijanjikannya saat kampanye setidaknya dapat terealisasi dalam lima tahun kepemimpinanya.
Tapi juga kita mesti arif dan fair, sudah pulakah kita menagih janji Jokowi - JK, yang tengah berkuasa dan memimpin Negeri ini hampir separuh tahun berjalan.
Sebut saja misalnya, Jokowi JK akan membeli kembali Indosat dari pihak asing, tidak akan membagi - bagi kekuasaan, tidak menghapus subsidi BBM, menjanjikan 10 juta lapangan kerja baru, Jaksa Agung bukan dari parpol, dan sejumlah janji lainya.
Janji - janji ini juga kita mesti tagih, ingatkan Jokowi - JK bahwa, masih ada janjinya yang belum terbayarkan, sementara sisa paruh kekuasaanya yang tinggal dua tahun.
Kekuasaan Anis Sandi akan efektif pada tahun 2018, mengingat pembahasan APBD Perubahan 2017 masih dalam kekuasaan Djarot. Ini artinya bahwa, program kerja Pemprov DKI sekarang masih merupakan realisasi program Djarot.
Ini mesti dijelaskan kepada rakyat, dan kita memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.
Pemberitaan media kadang terlalu tendensius, dalam mencitrakan Anis Sandi. Seloah sukses dan gagalnya program Anis Sandi, hanya di ukur dari beberapa hari mereka bekerja.
Berikan ruang bagi Anis Sandi untuk bekerja, mengabdi kepada rakyat DKI. Dalam rentangan satu tahun ia bekerja, kita baru evaluasi, kita mesti kritis jika dirasa ada program yang tidak sejalan dengan kepentingam rakyat.
Dan sekali lagi, sukses tidaknya semua program dan janji Anis Sandi saat kampanye, setelah lima tahun mereka berkuasa. Akan tetapi evaluasi berkala itu penting.