Mohon tunggu...
sulvy mutiraA
sulvy mutiraA Mohon Tunggu... Sales - wirasuwasta

msc

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pengaruh Pemimpin dan Lingkungan dalam Menciptakan Lingkungan Hijau Karyawan

28 Januari 2022   18:42 Diperbarui: 28 Januari 2022   21:44 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PENGARUH PEMIMPIN & LINGKUNGAN DALAM MENCIPTAKAN LINGKUNGAN HIJAU KARYAWAN DALAM PERUSAHAAN

UNIVERSITAS SEMEN INDONESIA (UISI) - MANAJEMEN 

 kepemimpinan etis adalah Berawal dari prinsip keadilan, rasa hormat, kebersamaan, pelayanan, dan kejujuran. Kepemimpinan etis dapat didefinisikan sebagai "pertunjukan perilaku yang sesuai secara normatif baik secara pribadi maupun interpersonal" konteks dan promosi aktif perilaku yang bertanggung jawab secara sosial di semua tingkatan dalam organisasi memperkuat etos moral melalui komunikasi dan pengambilan keputusan yang etis. Berdasarkan teori kepemimpinan etis, pemimpin etis harus mengambil keadilan interaksional dengan sungguh-sungguh dan memastikan bahwa pemangku kepentingan internal dan eksternal. dalam sebuah organisasi sorang pemimpin berperan langsung dalam lingkungan kerja sebuah perusahaan.Pemimpin bisa menjadi individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain. pemimpin juga salah satu orang yang bertindak dalam mempengaruhi orang lain untuk mewujudkan tujuan tertentu dalam keadaan tertentu.

lingkungan kerja adalah segala hal yang berhubungan dengan aktivitas karyawan di dalam perusahaan. Hal tersebut berupa  budaya perusahaan, lingkungan fisik, hingga fasilitas-fasilitas pendukung, seperti asuransi kesehatan, parkir, dsb. Lingkungan kerja ini bisa dibagi menjadi dua, yakni lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja nonfisik. Lingkungan fisik contohnya adalah penerangan dan warna dinding. Sementara nonfisik contohnya struktur dan pola kepemimpinan. Dari dua pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan kerja adalah segala hal yang mendukung aktivitas karyawan di dalam kantor.

Di dalam lingkungan perusahaan setiap karyawan juga memiliki kebiasan dan standart etika kinerja masing-masing. sedangkan etika kinerja karyawan  sangat mempengaruhu terhadap perkembangan sebuah perusahaan. Kondisi lingkungan perusahaan sangat berpengaruh terhadap naik turunnya produktivitas kerja karyawan . Selain itu lingkungan perusahaan sedikit banyak akan mempengaruhi fisik maupun psikologis pegawai ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu sebuah perusahaan di tuntut untuk memiliki lingkungan perusahaan yang dapat membuat para karyawan  nyaman dan bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas perusahaan. telah terjadi pencemaran lingkungan kerja yang kritis di perusahaan contohnya Dalam beberapa tahun terakhir, masalah lingkungan, seperti peningkatan suhu global, kebakaran hutan yang sering terjadi, dan pencemaran sumber daya air dan tanah, semakin muncul di seluruh dunia. Menghadapi masalah lingkungan alam yang parah. maka dari itu manusia harus belajar bagaimana melindungi alam . perusahaan diharapkan untuk merencanakan dan menerapkan praktik pengelolaan lingkungan. Karyawan. sebagai upaya pelaksana praktik pengelolaan lingkungan dab dianggap peran penting dalam manajemen hijau organisasi. Oleh karena itu. bagaimana memfasilitasi perilaku hijau karyawan sangat penting bagi perusahaan . Perilaku hijau karyawan didefinisikan sebagai serangkaian perilaku di tempat kerja yang berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Mengingat bahwa perilaku hijau karyawan sangat relevan dengan pengembangan berkelanjutan sebuah organisa 

dengan adanya permsalahan tersebut parah ahli melalukan penelitian secara kuantitatif dengan susmsi  : 

1. PT.telekomunikasi ( pakistan )

Partial least square (PLS) SEM digunakan untuk menguji hasil survei dari model yang diusulkan. , Temuan penelitian mendukung argumen bahwa kepemimpinan etis memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perilaku hijau karyawan. Juga, perilaku hijau karyawan secara positif memediasi hubungan antara kepemimpinan etis dan keberlanjutan. Selain itu, Machiavellianisme dan praktik hijau secara negatif memoderasi hubungan keberlanjutan. Penelitian ini adalah salah satu dari jenisnya untuk memperluas cakupan Machiavellianisme karyawan dengan mengungkapkan bahwa Machiavellianisme secara negatif mempengaruhi perilaku hijau dan keberlanjutan

2. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varians antar-kelompok antara konstruksi penelitian adalah signifikan (p <0,01), yang menunjukkan signifikan antara varians antar kelompok. BerdasarkanJames (1982)rekomendasi, kami menghitung koefisien korelasi intra-kelas tipe I (ICC1) dan nilainya adalah 0,18 untuk perilaku kepemimpinan etis pengawasan dan 13 untuk CSR yang menunjukkan nilai yang dapat diterima. BerdasarkanParuhdkk. (1998)rekomendasi, ICC (2) digunakan untuk mengukur reliabilitas berarti kelompok. Nilai ICC (2) adalah 0,49 untuk kepemimpinan etis dan 0,36 untuk CSR. ICC (2) masing-masing adalah 0,48 dan 0,36 untuk kepemimpinan etis dan CSR. BerdasarkanJames dkk. (1993), kami menghitung nilai median Rwg (j). Nilai Rwg (j) adalah 0,86 untuk perilaku kepemimpinan etis pengawasan dan 0,82 untuk CSR yang menunjukkan nilai yang dapat diterima (Rwg (j) <0,70)

- Temuan mengungkapkan bahwa model menunjukkan kecocokan yang dapat diterima (2147,31, df53, CFI0.96, TLI0.95, RMSE0.07, SRMR 0,05 (dalam), 0,07 (antara). Di tingkat tim, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4 dan ARA. 2, etis perilaku kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap CSR (β 0.38, p<0.001). Dengan demikian, H1 didukung. H2 menyarankan agar CSR di tingkat organisasi memiliki pengaruh langsung lintas tingkat pada kepercayaan organisasi di tingkat individu. Temuan mengungkapkan signifikan efek cross-level positif (β 0,42, p <0,001). Dengan demikian, hasil mendukung H2. Interval kepercayaan 95% untuk efek tidak langsung digunakan untuk menguji efek mediasi lintas tingkat. Hubungan tidak langsung antara perilaku kepemimpinan etis pengawasan dan kepercayaan organisasi melalui CSR adalah positif (0,08 [95% CI 0,05, 0,13]). Dengan demikian, hasilnya mendukung H3. H4 dan H5 menunjukkan pengaruh langsung yang signifikan dari kepercayaan organisasi pada kesejahteraan karyawan dan pengambilan tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun