Mohon tunggu...
Sulthon Abdul Aziz
Sulthon Abdul Aziz Mohon Tunggu... Lainnya - Volunter Wonderhome Library

Penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dua Sektor Ampuh Cegah Terorisme: Ekonomi dan Pendidikan

25 September 2020   22:18 Diperbarui: 25 September 2020   22:55 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu tentang tragedi penusukan Syekh Ali Jaber saat menjadi penceramah dalam acara wisuda Tahfidz Al-Qur'an di Masjid Falahuddin, Lampung (13/9) masih nyaring terdengar. Video detik-detik terjadinya peristiwa nahas itupun masih bertebaran di dunia maya.

Dalam video yang beredar, Syekh Ali Jaber tampak ditusuk oleh orang tak dikenal yang tiba-tiba datang menghampirinya. Saat itu, ia tengah berinteraksi dengan beberapa jamaah di atas panggung.

Sempat menangkis bidasan pelaku, alhasil Syekh Ali Jaber terkena tusukan di lengan kanan. Luka tersebut cukup dalam lantaran pisau yang ditusukkan patah separuh dan tertancap di lengannya hingga dicabutnya sendiri. Para jamaah segera mengamankannya dan menangkap pelaku yang diketahui bernama Alfin Andrian, 24 tahun.

Atas kejadian tersebut, banyak pejabat dan tokoh masyarakat yang mengutuk keras aksi brutal Alfin. Di antaranya adalah Menko Polhukam, Mahfud MD yang segera menginstruksikan aparat keamanan dan penegak hukum untuk menyelidiki kasus ini dengan baik, setransparan mungkin.

Budaya yang baik, lanjutnya, justru diajarkan oleh para pendakwah, dan pemerintah tidak akan mampu membangun masyarakat tanpa peran mereka. Hampir senada, Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Ni'am Sholeh juga menyatakan bahwa peristiwa ini merupakan bentuk teror terhadap dakwah yang harus segera diusut tuntas.

Sehari berselang, muncul dugaan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa. Isu ini bahkan menjadi trending di media sosial Twitter. Dugaan ini berasal dari orang tua pelaku, Rudy yang mengatakan bahwa anaknya mengalami gangguan jiwa dalam empat tahun terakhir ini.

Setelah ditinggal ibunya ke Hongkong, Alfin ditengarai mengalami gangguan jiwa karena sering mengurung diri di kamar dan jarang bersosialisasi.

Sontak dugaan ini menuai polemik, meskipun sebenarnya bukan pernyataan resmi kepolisian. Tampaknya masyarakat kembali teringat dengan beberapa kasus serupa beberapa waktu lalu. Setiap kali ada penyerangan terhadap ulama, pelaku selalu dinyatakan gila.

Selain itu, sosok Alfin juga cukup aktif di media sosial. Bahkan ada rekaman video amatir yang memperlihatkannya sedang bernyanyi. Pada saat yang sama, muncul pula bantahan yang mengatakan bahwa Alfin tidak gila.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh tetangganya melalui akun Twitter bernama @welzaonistia. Menurutnya, Alfin disuruh dan dibayar oleh seseorang untuk menusuk Syekh Ali Jaber karena kondisi ekonominya tengah terpuruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun