Mohon tunggu...
Sulthan IfanCondrolukito
Sulthan IfanCondrolukito Mohon Tunggu... Freelancer - Laki laki perjaka

manusia biasa, yang tak sempurna dan kadang salah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerukunan Antarumat Beragama Perekat Bangsa

9 Juni 2019   21:10 Diperbarui: 9 Juni 2019   21:19 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang besar, bangsa yang menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Selain itu Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang plural memiliki beragam suku, etnik, budaya dan bahasa serta mempunyai enam agama yang resmi diakui oleh negara yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Melihat Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam tersebut, kerukunan antar masyarakat terutama antar umat beragama menjadi salah satu hal yang sangat penting diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Kita ketahui bersama bahwa permusuhan yang dipicu agama merupakan salah satu penyebab utama permasalahan yang sangat krusial yang dapat membuat masyarakat di suatu negara terpecah belah, saling bermusuhan yang akhirnya berujung pada pertikaian yang berkepanjangan. Sudah banyak contoh negara-negara lain di dunia yang hancur akibat pertikaian terkait oleh isu agama yang tidak bisa ditangani dan diselesaikan dengan baik, antara lain seperti konflik antara Palestina dengan Israel yang hingga sekarang masih berlanjut, ISIS di Suriah dan diberbagai negara Arab lainnya, kelompok teroris yang mengatasnamakan agama dan yang baru-baru ini terjadi yaitu konflik Rohingya di Myanmar, serta masih banyak lagi konflik-konflik agama lainnya.

Demikian pula di Indonesia, isu agama menjadi isu sentral yang menyebabkan terjadinya beberapa konflik. Seperti kejadian yang pernah dialami saudara-saudara kita yaitu konflik antar agama di kota Ambon Maluku yang terjadi pada tanggal 19 Januari 1999, selanjutnya kerusuhan di Poso Sulawesi Tengah yang merupakan contoh konflik agama yang berdampak cukup serius dan berlarut larut karena kurang cepatnya penanganan, Poso I terjadi antara 25-29 Desember 1998, Poso II terjadi antara 17-21 April 2000 serta Poso III terjadi antara 16 Mei hingga 15 Juni 2000.

Dari konflik tersebut sampai sekarang tidak diketahui pasti seberapa besar korban dan kerugian yang diderita masyarakat, dan yang pasti kejadian tersebut menimbulkan trauma serta penderitaan yang mendalam bagi korban dan keluarganya.

Contoh terbaru yang masih hangat dalam benak kita dan menjadi pemberitaan utama di media massa nasional yaitu penyerangan terhadap tokoh-tokoh agama di berbagai daerah. Walaupun itu belum tentu dilakukan atas nama agama, namun persepsi yang terbentuk di masyarakat kejadian tersebut merupakan upaya untuk membenturkan umat agama satu dengan yang lainnya.

Apabila permasalahan tersebut tidak segera ditangani dengan cepat dan tuntas oleh aparat keamanan maka dikhawatirkan masyarakat bisa terprovokasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah bangsa Indonesia.

Perlu juga menjadi perhatian kita bersama isu agama tersebut dikaitkan dengan Pilkada serentak 2018 dan pemilu legislatif maupun pemilihan presiden 2019. Kondisi tersebut tentunya dapat berpotensi meningkatkan suhu politik, menimbulkan ancaman dan konflik yang dapat mengkoyak kebhinekaan bangsa Indonesia.

Kita berharap dalam gelaran pesta demokrasi tersebut tidak ada oknum partai politik memanfaatkan isu agama sebagai bagian dari kampanyenya, baik yang dilaksanakan secara terang-terangan maupun secara tertutup dengan menggunakan media sosial. Dalam konteks ini, hendaknya masyarakat dapat menyikapinya secara bijak, masyarakat harus bisa memilah-milah mana informasi yang benar dan mana yang tidak benar atau hoax, termasuk menolak ajakan partai politik yang menggunakan isu agama dalam menjaring dukungan demi kemenangan partainya, serta jangan mudah terprovokasi dengan berita-berita yang belum tentu kebenarannya.

Untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan kerukunan antar umat beragama di Indonesia, diperlukan peran serta seluruh komponen masyarakat, tokoh agama yang terutama adalah peran serta pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama ini, antara lain Kementerian Agama RI telah menyosialisasikan regulasi dan penguatan regulasi terkait Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KKB). Kemenag juga sedang menyiapkan RUU Perlindungan Umat Beragama (PUB) dengan melakukan pengembangan kemitraan, penelitian, dan pendampingan, termasuk saat terjadi masalah pada pemeluk keyakinan di luar enam agama yang resmi diakui negara.

Begitu juga dengan komitmen aparat keamanan terutama TNI untuk senantiasa menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. telah menegaskan komitmennya terhadap toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika, dengan memberikan pembekalan agama kepada prajurit TNI secara berkala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun