Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menelusuri Rantai Pasok Hewan Kurban dari Ternak hingga Masjid

24 Mei 2025   17:00 Diperbarui: 25 Mei 2025   11:48 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seekor kambing qurban yang diantar ke masjid (Foto: SULTANI)


Setiap Idul adha, jalanan kota dan desa ramai oleh truk pengangkut sapi dan kambing. Di banyak tempat, hewan-hewan ini dipajang di pinggir jalan atau lahan kosong, menunggu untuk dibeli lalu disembelih pada hari raya kurban. Namun, di balik pemandangan rutin ini, ada rantai panjang yang jarang kita sadari. Membeli hewan qurban merupakan bagian dari sistem distribusi yang kompleks dan menyimpan banyak tantangan.

Masyarakat umumnya hanya melihat fase akhir: penyembelihan di masjid atau lapangan terbuka. Padahal, hewan qurban melewati proses panjang yang melibatkan peternak, distributor, dokter hewan, hingga panitia masjid. Setiap mata rantai memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa hewan yang disembelih benar-benar sehat, sesuai syariat, dan diperlakukan dengan baik.

Dengan memahami rantai pasok ini, kita bisa lebih menghargai proses qurban sebagai ibadah yang memperlihatkan ritual menyembelih sekaligus soal keadilan, kesehatan, dan keberlanjutan. 

Di balik kehadiran hewan qurban yang massif ini, tersembunyi tantangan-tantangan yang terjadi di lapangan, mulai dari kurangnya ketertelusuran, minimnya pengawasan kesehatan, hingga distribusi yang belum efisien. Harapannya, ke depan masyarakat dapat menjadi konsumen yang lebih sadar dan turut mendorong perbaikan sistem qurban.

Hulu Rantai: Kehidupan di Peternakan

Ilustrasi kambing qurban (Foto: SULTANI)
Ilustrasi kambing qurban (Foto: SULTANI)

Hewan qurban umumnya berasal dari dua jenis peternakan: peternakan skala kecil milik keluarga dan peternakan komersial yang lebih besar. Peternak skala kecil biasanya hanya memiliki beberapa ekor sapi atau kambing, dan perawatannya masih sangat tradisional. Sementara peternakan besar lebih terstruktur, dengan sistem pemberian pakan, vaksinasi, dan pencatatan yang lebih baik.

Proses penggemukan hewan qurban biasanya dimulai sejak 3--6 bulan sebelum Iduladha. Peternak akan memberikan pakan berkualitas tinggi untuk memastikan hewan mencapai berat ideal. Selain itu, perhatian pada kesehatan hewan juga meningkat menjelang hari raya, karena hewan yang tidak sehat tidak layak untuk qurban secara syariat.

Syarat-syarat hewan qurban menurut syariat Islam cukup spesifik: harus cukup umur (minimal satu tahun untuk kambing, dua tahun untuk sapi), tidak cacat, dan dalam kondisi sehat. Peternak harus memastikan hewan-hewan mereka memenuhi standar ini agar bisa diterima oleh pembeli dan panitia masjid.

Namun, tantangan tidak sedikit. Peternak menghadapi kesulitan dalam memperoleh pakan berkualitas, harga obat hewan yang mahal, serta risiko penyakit menular. Bencana alam seperti kekeringan atau banjir juga bisa mengganggu suplai pakan dan menyebabkan stres pada hewan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun