Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tupperware Tutup, Terbukalah Literasi Gizi

21 April 2025   07:58 Diperbarui: 21 April 2025   14:06 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kemasan Tupperware yang sudah dipercaya masyarakat mampu mempertahankan kualitas gizi makanan (Sumber: VOI.id)

Berita Tupperware tutup sudah pasti mengejutkan banyak kalangan, terutama mereka yang telah lama memanfaatkan produk penyimpan makanan dari material berkualitas tinggi ini. Di Indonesia, Tupperware sudah lama menjadi bagian dari rutinitas rumah tangga, terutama dalam hal menyimpan, membawa, dan menyajikan makanan.  Tupperware telah lama hadir sebagai wadah makanan sekaligus branding sistem penyimpanan pangan yang dirancang dengan cermat untuk mendukung gaya hidup sehat. Eksistensinya membuka ruang untuk menjadikan aktivitas pengemasan makanan sebagai bagian dari pembelajaran gizi sehari-hari.


Tupperware telah membantu orang tua mengajarkan prinsip-prinsip gizi secara tidak langsung melalui pendekatan visual, praktis, dan menyenangkan.  Anak-anak dapat mengenali jenis-jenis makanan berdasarkan warna wadah, bentuk penyimpanan, atau porsi dalam satu tempat makan. Hal ini mempermudah mereka memahami konsep Isi Piringku atau makanan B2SA (beragam, bergizi, seimbang, dan aman), tanpa harus duduk di ruang kelas formal. Tupperware menstimulir literasi gizi melalui interaksi secara langsung antara anak-anak dengan makanan dan alat penyimpannya.

Material dan sistem pengemasan Tupperware berkontribusi dalam menjaga kualitas pangan dan menjadi sarana edukatif bagi anak-anak. Tidak hanya melihatnya dari sisi merek atau produk, tapi sebagai bagian dari ekosistem rumah tangga yang mendukung tumbuh kembang generasi sehat dan cerdas.

Ilustrasi kemasan Tupperware dalam berbagai model dan warna (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi kemasan Tupperware dalam berbagai model dan warna (Sumber: Kompas.com)

Literasi untuk Gizi Seimbang

Plastik yang digunakan dalam Tupperware bukanlah sembarang material. Semua produk Tupperware dirancang menggunakan bahan food grade, bebas BPA (Bisphenol-A), dan tahan panas serta dingin. BPA adalah senyawa kimia yang berpotensi mengganggu sistem hormon dalam tubuh sehingga keberadaannya dalam wadah makanan bisa membahayakan kesehatan anak-anak. Dengan jaminan bebas BPA, Tupperware menawarkan keamanan penyimpanan yang menjaga bentuk makanan sekaligus menjamin terbebas dari zat berbahaya yang larut ke dalam makanan selama proses penyimpanan atau pemanasan.

Tupperware didesain dengan  memperhitungkan ventilasi udara, kedap cairan, dan sistem segel rapat untuk mencegah kontaminasi mikroba. Hal ini sangat penting dalam menjaga kualitas gizi makanan yang disimpan, terutama untuk bahan segar seperti sayuran, buah-buahan, dan sumber protein.  Dengan begitu, kandungan vitamin dan mineral tidak mudah terdegradasi akibat oksidasi atau pembusukan cepat.

Ilustrasi manfaat kemasan makanan bagi kesehatan anak-anak (Sumber: Jawapos.com)
Ilustrasi manfaat kemasan makanan bagi kesehatan anak-anak (Sumber: Jawapos.com)

Sistem pengemasan Tupperware juga mendukung prinsip meal planning dan portion control. Wadah-wadah Tupperware dirancang dengan ukuran terukur untuk memudahkan orang tua dalam membagi makanan sesuai dengan kebutuhan gizi anak per porsi. Rancangan kemasan ini membantu anak memahami pentingnya proporsionalitas  jenis makanan sekaligus mengapresiasi ragam makanan sehat dalam satu sajian. Desain visual seperti sekat-sekat di wadah bekal juga mendukung pembelajaran visual tentang pembagian zat gizi.

Tupperware juga memiliki lini produk khusus untuk anak, dengan desain ergonomis, warna menarik, dan karakter lucu yang mendorong keterlibatan anak dalam proses makan. Dengan wadah yang menyenangkan, anak-anak menjadi lebih tertarik untuk mengisi sendiri makanannya, memilih isi bekalnya, hingga menyusun sendiri isi wadah sesuai keinginannya. Di sinilah interaksi awal dengan konsep gizi dimulai---tidak melalui ceramah, tetapi lewat pengalaman langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun