Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kenalkan Cita Rasa Pangan Lokal Sejak Dini Melalui Pola Didik dan Literasi Pangan

14 April 2025   21:44 Diperbarui: 15 April 2025   07:24 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengenalkan jenis-jenis pangan lokal kepada anak sejak dini (Sumber: KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Pola konsumsi masyarakat, terutama anak-anak sekarang semakin terpengaruh oleh tren makanan modern dan instan, seiring dengan derasnya arus globalisasi. 

Fenomena ini menyebabkan makanan lokal sering kali kalah pamor dibandingkan dengan makanan cepat saji atau produk impor yang tampil lebih menarik secara visual maupun rasa. 

Kecenderungan ini tidak saja memengaruhi selera makan anak, tetapi juga melemahkan keberlanjutan konsumsi pangan lokal yang seharusnya bisa menjadi bagian penting dari pembangunan ketahanan pangan nasional.

Makanan lokal merupakan warisan budaya dan keberagaman hayati yang mencerminkan cita rasa sekaligus identitas suatu bangsa. Tanpa disadari, ketika anak-anak sudah tidak mengenal dan tidak menyukai makanan lokal, kita sedang kehilangan satu generasi yang semestinya menjadi penjaga nilai-nilai ini. 

Maka dari itu, penting untuk menumbuhkan kecintaan terhadap pangan lokal sejak usia dini agar anak-anak tumbuh dengan kebiasaan makan yang berakar pada kekayaan alam dan budaya Indonesia.

Ilustrasi kebiasaan anak yang pilih-pilih makanan (Simber: rri.co.id)
Ilustrasi kebiasaan anak yang pilih-pilih makanan (Simber: rri.co.id)
Untuk menumbuhkan rasa cinta ini, pola didik dalam keluarga dan lingkungan sekitar menjadi sangat krusial. Dalam konteks ini, "parenting VOC" yang bersifat otoriter memaksa anak dalam memilih makanan justru menjebak anak ke dalam pemahaman yang sempit tentang makanan. Anak-anak seperti ini akan tumbuh dengan kebiasaan memilih-milih makanan sebagai ekspresi hasil pendidikan orang tua mereka. 

Untuk menghindari kebiasaan pilih-pilih makanan ini, pendidikan anak-anak mencakup juga soal membentuk cara pandang dan kebiasaan hidup, termasuk dalam memilih dan mengonsumsi makanan. Jadi bukan soal akademik semata.

Di sisi lain, literasi pangan juga memegang peranan besar, terutama dalam memahami asal-usul bahan makanan, cara pengolahannya, serta dampaknya terhadap tubuh dan lingkungan. Ketika anak memahami konteks pangan lokal secara menyeluruh, mereka belajar makan sekaligus membangun kesadaran untuk memilih dan mencintai makanan tersebut.

Untuk itu, pola didik dan literasi pangan harus bisa bekerja beriringan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap makanan lokal pada anak-anak, sehingga  berdampak pada ketahanan pangan nasional dan keberlanjutan sumber daya lokal di masa depan.

Pola Didik Mengenalkan Makanan Lokal 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun