Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gizi Buruk? Keragaman Pangan Solusinya

10 April 2025   19:47 Diperbarui: 10 April 2025   19:47 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pangan Nusantara (Sumber: Antaranews.com)

Masalah gizi buruk, seperti stunting dan malnutrisi, telah lama menjadi hambatan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Apa yang salah dengan pola makan kita? Mengapa Indonesia, yang kaya akan sumber daya alam dan keberagaman pangan, masih menghadapi masalah gizi buruk yang kronis? Padahal, negara kita yang terkenal karena keberagamannya memiliki potensi luar biasa dari pangan nusantara sebagai solusi strategis dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan membangun generasi yang lebih sehat dan produktif.

Tingginya prevalensi gizi buruk dan kekurangan nutrisi yang masih melanda berbagai wilayah masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing global. Karena dampak gizi buruk mencakup gangguan pertumbuhan fisik sekaligus memengaruhi kemampuan kognitif, produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Sementara di sisi lain, kebijakan pangan nasional yang sangat bergantung pada impor, serta orientasi terhadap pangan yang seragam, telah meminggirkan potensi pangan lokal yang beragam dan kaya manfaat.

Mengupas kekayaan pangan lokal dari Sabang sampai Merauke yang selama ini terabaikan, artikel ini menyuguhkan wawasan tentang bagaimana umbi-umbian, hasil laut, hingga sayuran khas nusantara menjadi senjata ampuh untuk mengatasi stunting, anemia, dan malnutrisi. Artikel ini memberikan panduan praktis untuk memanfaatkan pangan lokal secara maksimal dalam rangka memberi inspirasi sekaligus membuka mata kita tentang potensi besar yang terkandung dalam keberagaman pangan nusantara, sebagai solusi nyata untuk menciptakan pola makan sehat yang berkelanjutan. Sudah saatnya kita kembali pada akar kekayaan bangsa, menjadikan pangan lokal sebagai pilar utama untuk mengatasi krisis gizi dan membangun masa depan Indonesia yang lebih sehat dan kuat.

Pilar Pembangunan Gizi dan SDM

Paradigma besar yang diusung dalam artikel ini adalah menjadikan keberagaman pangan lokal sebagai basis pembangunan kualitas gizi masyarakat. Paradigma ini memandang  pangan lokal di seluruh nusantara merupakan solusi untuk masalah gizi buruk sekaligus  pilar utama dalam pembangunan SDM yang berkualitas dan berdaya saing. Selama ini, pangan Nusantara yang mencerminkan kekayaan hayati dan budaya nusantara yang luar biasa sering kali tidak dimanfaatkan secara optimal, karena adanya stigma bahwa pangan lokal kurang bergengsi dibandingkan pangan impor. Artikel ini hendak menempatkan pangan lokal sebagai aset nasional yang strategis untuk membangun kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan, sehingga bisa membalikkan persepsi bahwa pangan impor lebih bergengsi daripada pangan lokal.

Pendekatan berbasis pangan lokal menawarkan keunggulan yang tidak dimiliki oleh solusi berbasis pangan impor. Pertama, pangan lokal lebih mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat di daerah, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada distribusi panjang yang sering kali mahal. Kedua, pangan lokal memiliki keunggulan adaptif karena sesuai dengan kondisi iklim dan budaya setempat, yang memudahkan penerimaan oleh masyarakat.

Ilustrasi keragaman pangan Nusantara (Sumber: Putraindonews.com)
Ilustrasi keragaman pangan Nusantara (Sumber: Putraindonews.com)

Sebagai contoh, daun kelor, yang sering dianggap tanaman pinggiran, ternyata memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bergizi. Demikian pula, beragam jenis ikan lokal di Indonesia merupakan sumber protein yang melimpah dan dapat menjadi bagian dari program peningkatan gizi berbasis pangan lokal.

Dengan menjadikan pangan lokal sebagai basis, kita tidak hanya meningkatkan kualitas gizi masyarakat, tetapi juga menciptakan efek domino positif di sektor lain. Peningkatan permintaan pangan lokal akan mendorong pengembangan pertanian, peternakan, dan perikanan lokal, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan. Pelestarian pangan lokal juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan karena cenderung lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem pangan berbasis impor yang membutuhkan transportasi jarak jauh dan sering kali menghasilkan jejak karbon tinggi.

Visi Masa Depan Pangan Nusantara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun