Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meresapi Berkah Ramadan Dari Peringatan "Nuzulul Quran"

17 Maret 2025   09:56 Diperbarui: 17 Maret 2025   09:56 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar Alquran (Sumber: Kompas.com)

 

 Selama ini umat Islam di Indonesia dan juga di beberapa belahan dunia lain selalu memperlakukan  Nuzulul Quran sebagai upacara seremoni untuk memperingati peristiwa monumental yang menandai awal turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia. Seperti peringatan Nuzulul Quran yang diselenggarakan di masjid kompleks kami semalam, yang bertepatan dengan malam ke-17 Ramadan. Acara yang diselenggarakan setelah salat Tarawih dan Witir itu menghadirkan ustad yang sudah cukup kondang untuk wilayah Depok dan sekitarnya. Dihadiri oleh puluhan jamaah, acara tersebut diisi dengan ceramah sang ustad yang lebih banyak membahas tentang kehebatan Alquran sebagai kitab suci umat Islam.

Harapan saya bahwa peringatan Nuzulul Quran pada Ramadan tahun ini lebih fokus untuk membedah "kesaktian" Alquran sehingga mampu membuat agama ini sebagai pelita bagi zaman kegelapan tidak kesampaian. Karena saya meyakini bahwa Nuzulul Quran bukan saja peristiwa sakral yang menjadi tonggak lahirnya ajaran Islam sebagai agama tauhid, tetapi juga menjadi waktu dimulainya tradisi intelektual Islam yang berlandaskan wahyu.

Kita semua pasti tahu bahwa dalam wahyu pertama yang diturunkan di Gua Hira, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membaca melalui perintah Iqra' yang dituntun langsung oleh Malaikat Jibril. Dialog antara Nabi Muhammad dengan Jibril di dalam Gua Hira merupakan peristiwa kasat mata yang selalu diajarkan secara turun termurun.

Jauh di balik peristiwa lahiriyah tersebut, Nuzulul Quran juga merepresentasikan dimulainya sebuah seruan yang menegaskan pentingnya literasi, baik dalam membaca teks maupun memahami ilmu pengetahuan secara luas. Seruan ini menjadi dasar bagi perkembangan keilmuan dalam Islam, di mana membaca, menulis, dan berpikir kritis menjadi bagian tak terpisahkan dari ajaran agama.

Dari seruan Iqra' inilah Islam berkembang sebagai sistem kepercayaan sekaligus kekuatan peradaban yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan di berbagai bidang. Sejak masa awal Islam, wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW telah menginspirasi lahirnya generasi ulama dan intelektual Muslim yang mendalami berbagai disiplin ilmu, mulai dari tafsir, hadis, hingga filsafat, kedokteran, astronomi, dan matematika. Melalui karya-karya mereka Islam tampil seperti obor yang menerangi peradaban umat manusia yang masih diliputi oleh kegelapan.

Kemajuan peradaban Islam yang mencapai puncaknya pada era keemasan Islam tidak lepas dari dorongan wahyu pertama yang menekankan pentingnya mencari ilmu sebagai bagian dari ibadah. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal, Islam tidak membatasi keilmuan hanya pada aspek spiritual, tetapi juga pada ilmu-ilmu duniawi yang bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia.

Dalam konteks modern, peristiwa Nuzulul Quran tetap relevan sebagai pengingat bagi umat Islam untuk terus menggali ilmu dan menjadikan Alquran sebagai sumber inspirasi dalam berbagai bidang kehidupan. Ramadan sebagai bulan diturunkannya Alquran menjadi momen yang tepat untuk meresapi kembali berkah wahyu pertama yang mengajarkan pentingnya membaca, memahami, dan mengamalkan ilmu.

Dengan menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup, umat Islam tidak hanya dapat memperkuat spiritualitas, tetapi juga berkontribusi dalam kemajuan peradaban melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, merayakan Nuzulul Quran tidak sekadar mengenang turunnya kitab suci, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen untuk mengembangkan tradisi intelektual Islam yang telah diwariskan selama berabad-abad.

 

Artikel ini akan membahas bagaimana kita meresapi berkah Ramadan yang tersembunyi di balik peristiwa Nuzulul Quran yang menjadi pemicu kemajuan Islam dan peradaban manusia hingga sekarang.  Artikel ini ditulis sebagai konten atau materi blog comptetition yang diselenggarakan oleh Kompasiana dari 3 Maret hingga akhir Ramadan. Tema umum blog competition kali ini adalah: "Berbagi Berkah Ramadan". Di bawah judul: "Meresapi Berkah Ramadan dari Peringatan Nuzulul Quran" artikel ini akan mengeksplorasi dampak peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad 14 abad silam terhadap perkembangan intelektual dalam dunia Islam dan kontribusinya dalam membangun peradaban manusia yang lebih maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun