Mohon tunggu...
Sultanahmed Jabbar Alfatieh
Sultanahmed Jabbar Alfatieh Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN TEMATIK MDBPE UPI

Hallo! saya seorang mahasiswa jurusan olahraga di salah satu universitas pendidikan di kota Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Peran Orangtua terhadap Edukasi Pencegahan Penularan Covid-19 di MI dan MTs Ar-Rahmah Sukajadi, Bandung

22 Juli 2021   22:59 Diperbarui: 22 Juli 2021   23:22 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita ketahui bahwa pada awal tahun 2020, Covid-19 menjadi masalah kesehatan global yang kemudian ditetapkan sebagai pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. COVID-19 ini sudah menyebar di hampir seluruh negara, termasuk Indonesia. Selama ini kita dihadapkan pada keseharian untuk berdampingan dengan COVID-19 dan kondisi ini masih akan berlangsung sampai pada beberapa waktu yang akan datang.

Meningkatnya kasus positif Covid-19 pada anak menunjukan bahwa masih ada celah di dalam penerapan protokol kesehatan di lingkungan keluarga, sehingga memberi andil terhadap terjadinya penularan virus pada anak. Oleh karena itu, orang tua berperan sentral di dalam melindungi anak dari penularan Covid-19.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat data, bahwa setidaknya satu dari delapan kasus Covid-19 terjadi pada anak. Melihat kasus harian pada anak meningkat, IDAI juga mengeluarkan sejumlah rekomendasi tertulis pada 28 Juni 2021, salah satunya percepatan vaksinasi pada anak serta imunisasi dimulai untuk anak usia 12 sampai 17 tahun. 

Prof. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, Guru Besar Fakultas Kedokterteran Universitas Padjadjaran dan dokter spesialis anak dalam kesempatan terpisah hari ini (5/6) mengatakan menurut referensi jurnal medis terpercaya yang ada, risiko anak untuk terinfeksi dan sakit akibat COVID-19 sangat rendah. Kalaupun tertular tidak bergejala ataupun pada umumnya ringan. Meski begitu, Prof. Cissy menyebutkan bahwa tidak menutup kemungkinan kalau pasien anak ada yang bergejala berat, masuk ICU, hingga sampai meninggal dunia akibat COVID-19.

"Biasanya karena memiliki penyakit lain sebelumnya seperti komorbid atau kurang gizi. Fatalitas di negara lain sebenarnya cukup rendah meski dalam hasil studi di Indonesia kita tinggi," ujarnya.

Pernyataan Prof. Cissy ini mengacu salah satunya pada jurnal medis berjudul Children and Adolescents With SARS-CoV-2 Infection, menunjukkan bahwa saat terinfeksi COVID-19, anak-anak tidak menunjukkan gejala (asymptomatic) atau bergejala ringan. Jurnal tersebut menunjukkan dari 203 pasien anak yang tertular COVID-19, 54,7% tidak memperlihatkan gejala, hanya 26,1% saja yang perlu perawatan akibat COVD-19, dan yang paling banyak dirawat adalah bayi berusia kurang dari satu tahun yaitu 19,5% dari total kasus.

Hal lain yang penting untuk diketahui bahwa orang tua berperan krusial dalam penularan virus ini kepada anak-anak, sementara anak-anak menularkan ke sesamanya dalam level yang moderat. Kecenderungan level penularan yang tinggi juga tergantung dari usia mereka.

Orang tua harus lebih bijak dalam hal meningkatkan daya tahan tubuh anak. Hal ini agar anak terlindungi dari virus dan tidak menjadi korban di masa pandemi ini, serta memberikan terus stimulasi yang sesuai dengan usia anak sehingga tumbuh kembangnya dapat terus optimal. Kemudian orang tua juga perlu membatasi aktivitas di luar rumah termasuk untuk anak-anak mereka. Jika memang dalam keadaan terpaksa, orang tua harus selalu jalankan protokol kesehatan saat pulang ke rumah.

Kemudian selain itu, orang tua juga perlu memberikan nutrisi  tambahan dengan gizi sehat dan seimbang agar berperan penting supaya sel-sel dalam tubuh menjadi lebih baik sehingga kalau ada yang rusak, itu bisa diperbaiki, termasuk sel-sel imun. Perhatikan juga nutrisi makro dan mikro pada anak, serta jadwalkan makan yang teratur yaitu tiga kali makan besar dan minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup, dan olahraga secara teratur.

Kalau perlu siapkan jadwal kegiatan harian untuk anak usia sekolah menengah pertama. lalu kontrol dan tanyakan kegiatan hariannya, hal ini penting untuk mempersiapkan mereka saat nanti sekolah pembelajaran tatap muka kembali dibuka, agar tetap disiplin protokol kesehatan dari rumah sampai sekolah nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun