Mohon tunggu...
Sri Sulistiyani
Sri Sulistiyani Mohon Tunggu... Traveler and Foodies

Catatan Perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Derita di Balik Segelas Susu

31 Mei 2025   09:54 Diperbarui: 31 Mei 2025   10:32 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu aku berpikir memang ada jenis sapi yang secara alamiah punya kelenjar susu berlebih yang siap diperah tiap hari untuk menghasilkan susu. Ternyata ini yang sebenarnya terjadi dibalik industri susu.

Sapi betina yang masih kecil diseleksi yang bagus dan sehat serta  berpotensi menghasilkan susu yang banyak. Sapi tersebut dipelihara dengan baik, diberi makanan dan obat-obatan hingga sapi cukup dewasa untuk diperanakkan. Kemudian sapi tersebut dibuat hamil melalui inseminasi buatan. Setelah sembilan bulan hamil, sapi melahirkan anaknya. Anak sapi yang lahir dipisahkan dari induknya. Bayi sapi betina yang bagus akan dipelihara untuk dijadikan penerus sapi perah. Sedangkan bayi sapi jantan akan dibunuh atau dipiara sementara waktu untuk disembelih & dijual sebagai daging sapi muda.

Induk sapi paska melahirkan yang secara alamiah menghasilkan air susu, akan memberikan air susunya kepada anaknya. Namun karena, anak nya sudah dipisahkan, maka peternakan bisa menjadikan sapi tersebut sebagai sapi perah. Sapi akan diperah terus hingga air susunya habis. Dan setelah air susunya habis, sapi akan dirawat untuk persiapan kehanilan berikutnya melalui inseminasi buatan. Demikian proses ini berulang secara terus menerus hingga sapi perah tidak  produktif lagi. Sapi perah yang sudah tidak produktif akan disembelih dan  dagingnya dijual sebagai daging giling murah. 

Masih mau mengkonsumsi susu? Kalau gak terpaksa banget, lehih baik tidak. (Sul)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun